Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

TNI AL Siap Bantu Ilmuwan Lakukan Eskavasi di Gunung Padang
Oleh : si
Kamis | 11-04-2013 | 12:15 WIB
Kadispen-TNI-AL-Untung-Suropati.jpg Honda-Batam
Kadispen TNI AL, Laksma TNI Untung Suropati.

JAKARTA, batamtoday -- TNI Angkatan Laut menyatakan kesiapannya untuk membantu para ilmuwan dalam melakukan proses eskavasi terhadap bangunan purba yang terkubur di Situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat.

Hal tersebut terungkap dalam pernyataan Kadispen TNI AL, Laksma TNI Untung Suropati yang menghadiri seminar di UI pada Rabu (10/4/2013) kemarin, ketika ditanyakan kesiapan TNI AL bergotong royong dengan masyarakat membersihkan situs dari timbunan tanah, menyatakan siap.

"Pada prinsipnya TNI AL selalu siap dilibatkan," ungkap Untung dalam rilis yang diterima batamtoday, Kamis (11/4/2013).

Untung Suropati yang datang mewakili KSAL Laksamana Madya TNI Marsetio dalam acara tersebut, selain memberikan paparan dengan tema "Teknologi Perkapalan dan Sejarah Peradaban Indonesia", juga turut mendengarkan paparan dari arkeolog UI, Dr Ali Akbar yang tergabung dalam Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang tentang temuan terbaru dalam sejarah peradaban Indonesia.

Sementara itu, Prof Dr Hasjim Djalal yang turut hadir, mengungkapkan bahwa sejarah peradaban suatu bangsa juga menjadi penting, karena dalam pengalamanya di era Presiden Soekarno sampai sekarang sebagai
wakil Indonesia dalam meja perundingan batas-batas negara, temuan sejarah merupakan bukti pendukung utama dalam menentukan batas-batas negara.

"Saya mengikuti paparan Pak Ali Akbar dan tim, Gunung Padang bukan sekadar artefak sejarah. Sudah bagus pemerintah mau membantu peneliti, selama ini kesannya para peneliti dibiarkan bekerja sendiri," ungkpanya.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam, Kamis 4/4/2013l) mengungkapkan apresiasinya kepada para ilmuwan yang terlibat di dalam Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang dan berharap hendaknya apa
yang telah dihasilkan oleh penelitian tersebut, selain didukung oleh semua pihak, dapat dijadikan inspirasi bagi intelektual lainnya untuk menghasilkan karya-karya atau temuan-temuan nyata yang bermanfaat untuk bangsa indonesia.

"Intelektual kita banyak, kalau berkontribusi semua, maka akan baik untuk Indonesia," ujar Seskab Dipo Alam.

Sebagai informasi, para peneliti Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang terdiri dari berbagai ilmuwan terbaik Indonesia, seperti ahli Kebumian dari LIPO, Dr Danny Hilman Natawijaya, mantan Ketua Umum
IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) Paleosedimentolog, Dr Andang Bachtiar, Pendiri MARI (Masyarakat Arkeologi Indonesia) yang juga arkeolog UI, Dr Ali Akbar, ahli budaya FIB UI, Dr Lily Tjahjandari, praktisi arsitek dan kawasan, Pon Purajatnika, ahli kompleksitas dan astronomi dari BFI, Hokky Situngkir, ahli permodelan sipil BPPT, Dr Budianto Ontowirjo, ahli petrografi ITB, Dr Andri S Subandrio, ahli administrasi negara, Prof DR Zaidan Nawawi dan sebagainya.

Tim yang dibentuk atas inisiasi, Andi Arief (Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam) merupakan pendalaman terhadap temuan ikutan dalam penelitian kebencanaan purba, sebagai salah satu
bagian utama dari mitigasi terhadap katastropik (bencana sangat besar) yang mengulang. Dibentuknya tim ini merupakan satu bentuk fasilitasi pemerintah terhadap keinginan para ilmuwan multi disipilin memberikan sumbangsih kepada negara.

Tim Terpadu Riset Mandiri ini sendiri menggunakan berbagai metode non konvensional dalam penelitiannya, seperti penggunaan geolistrik, georadar, maupun geomagnetik, serta dan alat bantu geofisika lainnya. Selain itu, juga menggunakan citra satelit, foto IFSAR, kontur dan peta model dijital elevasi (DEM). Dari berbagai data yang dihasilkan itu, serta ditambah dengan pembuktian paleosedimentasi di beberapa titik
bor sampling, serta analisa petrografi.

Keberhasilan tim untuk berkerja, sejauh ini sampai pada hasil membuktikan hasil hipotesa mereka dengan melakukan penggalian arkeologi beberapa titik bahwa ada bangunan utama berukuran 15 hektar (setara dengan 10 kali dari Candi Borobudur) di Gunung Padang yang tertimbun, serta luas total komplek bangunan sebesar 75 hektar ini bukan semata capaian di bidang arkeologi dan kebudayaan.

Menurut Andi Arief, (Jumat (11/4/2013l), ini melengkapi sejarah besar bangsa Indonesia, bahwa untuk pertamakalinya ilmuwan-ilmuwan kita mampu secara mandiri (tanpa melibatkan asing, red) menemukan bukti pusat kebudayaan purba yang mengejutkan dunia, karena berpotensi mengubah peta sejarah dunia termasuk Indonesia.

"Dan yang lebih penting dari itu, tim dari lintas disipilin ilmu dan asal institusi juga mampu berkerjasama dan membuktikan kemampuan bangsa kita kepada dunia,” tutup Andi.

Editor: Surya