Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jangan Abaikan Polusi Udara
Oleh : Dodo
Senin | 08-04-2013 | 08:48 WIB

BATAM, batamtoday - Climate and Clean Air Coalition (CCAC) menyeru kepada dunia untuk tidak meremehkan masalah polusi udara. Seruan itu disampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Dunia atau World Health Day, yang diperingati Minggu (7/4/2013).

Polusi udara – baik polusi dalam ruang dan luar ruang – memicu masalah yang lebih besar dari yang kita perkirakan. Polusi udara memicu masalah kesehatan, menyebabkan kematian prematur, memicu masalah lingkungan dan perubahan iklim.

Dari data terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terungkap, polusi udara – baik polusi dalam ruang maupun luar ruang – terus menjadi salah satu ancaman kesehatan terbesar dunia. Dan risiko polusi udara ini lebih besar dibanding yang diperkirakan sebelumnya.

Dr. Maria Neira, Direktur Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan WHO dalam pertemuan CCAC di Paris menyatakan, jumlah kematian prematur akibat polusi dalam ruang mencapai 3,5 juta jiwa per tahun. Sementara jumlah kematian prematur akibat polusi luar ruang mencapai 3,3 juta jiwa per tahun.

Wilayah Asia Selatan menjadi wilayah yang menghadapi ancaman polusi dalam ruang terbesar, disusul wilayah Afrika Sub-Sahara bagian Timur, Tengah dan Barat. Wilayah Asia Tenggara menempati posisi ketiga.

Selain polusi dalam dan luar ruang, jenis polusi lain yang mengancam kesehatan masyarakat adalah asbut, asap kabut atau “ground-level ozone” yang diperkirakan menambah 200.000 jumlah kematian prematur per tahun.

Semua polutan di atas merupakan polutan iklim jangka pendek (PIJP) yang tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, namun juga memicu kegagalan panen dan perubahan iklim. PIJP terutama berasal dari emisi kendaraan bermesin diesel, asap kompor dan pabrik batu bata, emisi dari kebocoran dan pembakaran (flaring) di industri minyak dan gas, hingga polusi dari pembuangan sampah padat.

Mesin-mesin disel memroduksi karbon hitam yang menjadi sumber masalah iklim dan kesehatan. Sebanyak 19% polusi karbon hitam dunia berasal dari sektor transportasi. Sehingga CCAC menaruh perhatian utama untuk mengurangi polusi di sektor ini. Polusi karbon hitam bisa diatasi dengan mengurangi kandungan sulfur dalam bahan bakar.

Penelitian yang dilakukan Bank Dunia menunjukkan, peralihan ke sistem transportasi yang bersih dan pemakaian bahan bakar rendah sulfur akan mampu mengurangi biaya kesehatan hingga $6 miliar per tahun – di wilayah Afrika Sub-Sahara saja.

Guna mengatasi polusi dalam ruang, CCAC bekerja sama dengan pemerintah mendistribusikan kompor yang lebih bersih ke masyarakat. Kompor tradisional menghasilkan polusi karbon monoksida dan polutan lain dengan level 100 kali lipat di atas batas aman WHO.

Sumber: Hijauku.com