Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rizal Tolak Capres 4L, Dukung Capres Alternatif
Oleh : si
Rabu | 13-03-2013 | 07:43 WIB
Rizal78.JPG Honda-Batam

Ekonom Rizal Ramli dan Arief Gunawan (moderator) dalam sebuah diskusi terbatas di Econit

JAKARTA, batamtoday -- Ekonom Econit Rizal Ramli mengaku pesimis Indonesia akan bangkit dari keterpurukan sosial politik dan ekonomi, jika Capres yang muncul dan terpilih hanya berasal dari calon yang ada sekarang ini atau 4L.


"Kalau capres yang muncul hanya 4L (Lho Lagi, Lho Lagi) dan apalagi bermasalah dengan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN), maka kita tak bias berharap ada perubahan yang luar biasa untuk Indonesia ke depan. Sebab, presiden terpilih memiliki beban sejarah dan track record yang buruk, maka mustahil akan membawa perubahan terutama di bidang perekonomian nasional," kata Rizal Ramli di Jakarta, Selasa (12/3).

Menurutnya, selama sepuluh tahun terakhir ini Indonesia dianggap beruntung karena didukung dengan harga komoditi (tambang, sawit dan sebagainya) yang masih tinggi, sehingga perekonomian Negara ini tumbuh sekitar 6 persen.

"Harga itu merupakan siklus terpanjang di dunia, karena biasanya hanya setiap lima tahun. Untuk itu, aka nada koreksi pasca sepuluh tahun, kalau tidak maka pertumbuhan ekonomi hanya 4 persen,"  katanya khawatir.

Artinya lanjut Rizal, antara tahun 2014-2019 ini masa-masa berat dalam perekonomian yang dihadapi oleh Indonesia. Karena itu dibutuhkan capres yang mempunyai visi dan misi besar untuk menghadapi kekhawatiran perekonomian tersebut, tapi kalau terbukti capres 2014 hanya itu-itu saja, maka dirinya sulit berharap Indoensia akan bangkit sebagai kekuatan ekonomi di Asia.

"Apalagi kalau presidennya sibuk dengan urusan internal partai dan dirinya, yang tersangkut KKN misalnya, maka perekonomian negara ini akan terpuruk,"  katanya.

Dengan demikian, sekarang inilah saatnya untuk mengkaji dan merumuskan capres 2014 yang bersih dari KKN, memiliki visi dan misi yang besar untuk membawa Indonesia yang kaya ini lebih hebat, dan tak terus terjebak pada politik uang dan pencitraan.

"Masyarakat harus diberikan pencerahan dan penyadaran mengenai cara memilih pemimpin yang amanah. Jika salah pilih, Presidennya bukan ngurusi rakyat, tetapi rakyat yang ngurusi presidennya. Rakyat diajak ngurusi partainya, kadernya, dan anaknya agar tidak terlibat korupsi. Kita tidak bisa biarkan hal ini akan terjadi lagi nanti di Pemilu 2014," kata Mantan Menko Perekonomian era Gus Dur ini.

Capres dari parpol yang muncul belakangan ini misalnya Prabowo Subianto (Gerindra), Aburizal Bakrie (Golkar), Megawati Soekarnoputri (PDIP), Hatta Rajasa (PAN), Wiranto (Hanura), Jusuf Kalla (Golkar), dll. Sedangkan dari luar parpol ada Mahfudh MD, Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, dan lain-lain.

Editor : Surya