Soal Gratifikasi Rp600 Juta dari RSUD Batam

Riki Sebut Tudingan LSM Hanya Isu, Diana No Comment

BATAM, batamtoday - Riki Syolihin, Ketua Komisi IV DPRD Batam menilai tudingan Aliansi LSM hanya isu yang tak perlu ditanggapi. Sementara, Diana Titik Windayati anggota Komisi IV yang disebut mengambil uang sebesar Rp600 juta dari RSUD Batam menolak berkomentar.

"Itu hanya isu aja, sama sekali tak benar. Tak perlu ditanggapi," kata Riki, Senin (11/3/2013) siang. Sementara, Diana hanya menjawab "no comment lah".

Yusril, ketua Aliansi LSM Batam yang mempertanyakan dugaan korupsi proyek Alkes di RSUD Batam, mengatakan Komisi IV menerima gratifikasi sebesar Rp600 juta supaya anggaran proyek 2013 sebesar Rp9 milliar diloloskan.

Selain itu, gratifikasi itu juga disebut supaya Komisi IV tidak mempertanyakan dugaan korupsi Alkes tersebut dalam RDP maupun sejenisnya.

"Informasi aliran dana ini saya dapat dari orang yang benar-benar mengetahui permasalahan itu di lingkungan RSUD. Sehingga, dapat saya pastikan informasi itu benar adanya," sebut Yusril dan menolak untuk memberitahukan nama pemberi informasi tersebut.

Di lain tempat, Direktur RSUD Embung Fatimah Batam, Fadilla RD Malarangan, mengatakan pihaknya tak pernah memberikan uang kepada siapapun.

Fadilla juga mengatakan, semua tuduhan itu hanyalah fitnah yang selalu dikatakan dugaan dan dugaan.

"Saya tak pernah berikan gratifikasi kepada siapa pun, dan saya tegaskan tak pernah berikan uang terhadap Komisi IV DPRD Batam," ujarnya.

Selain dana Rp600 juta yang dipergunjingkan oleh Aliansi LSM itu, mereka juga mengaku ada pihak suruhan dari RSUD Embung Fatimah untuk melobi para LSM dengan uang Rp32 juta, supaya masalah dugaan korupsi Alkes itu tidak selalu dipertanyakan lagi.

"Beberapa hari ini ada orang yang datang melobi aliansi LSM dengan uang Rp32 juta. Orang ini mengaku suruhan pihak RSUD," ujar Ahadi Hutasoit, dari Aliansi LSM Batam.

Editor: Dodo

---