Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menguji Manfaat Kawasan Suaka Laut
Oleh : Dodo
Senin | 11-03-2013 | 11:32 WIB

HONOLULU, batamtoday - Penetapan kawasan suaka laut berdampak positif terhadap kehidupan sosial dan ekonomi nelayan di Hawaii. Hal ini terungkap dari hasil penelitian terbaru oleh para ahli perikanan di Washington State University dan di Hawaii yang dirilis Selasa, pekan lalu.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Biological Conservation ini adalah penelitian pertama yang menganalisis lebih dekat dampak penetapan kawasan suaka laut terhadap wilayah operasi nelayan dan kehidupan mereka.

Kawasan suaka laut (marine protected area, MPA) memiliki peran penting dalam konservasi kelautan. Dengan menetapkan satu wilayah laut sebagai kawasan suaka, upaya pengelolaan dan pelestarian ekosistem kelautan yang tengah terancam kelestariannya akan semakin efektif.

Penetapan kawasan suaka laut akan memberikan ruang bagi ikan yang sudah tereksploitasi untuk kembali berkembang biak dan memerbaiki ekosistem sekitar. Data International Union for Conservation of Nature and Natural Resources pada 2010 mencatat, terdapat 6.000 kawasan suaka laut yang telah ditetapkan di seluruh dunia.

“Penelitian ini penting untuk memahami tata kelola perikanan,” ujar Todd Stevenson, yang memimpin penelitian ini sebagai bagian dari desertasinya di WSU. Stevenson berfokus pada kawasan suaka laut di kepulauan Hawaii, yang menjadi lokasi perdagangan ikan hias dan salah satu wilayah perikanan yang paling ramai di Amerika Serikat.

Walaupun jumlah nelayan aktif di wilayah ini relatif sedikit, yaitu hanya 40 nelayan, industri perikanan skala kecil ini memekerjakan lebih banyak orang dan menangkap ikan secara lebih efisien dibanding industri perikanan skala besar. Skala industri ini membuat mereka rentan terkena dampak perubahan sekecil apapun sehingga penetapan kawasan suaka laut yang serampangan akan sangat merugikan mereka.

Pada 1999, lebih dari sepertiga kawasan suaka laut di Hawaii bagian barat ditutup dari praktik perburuan ikan hias. Banyak wilayah lain yang juga ditutup guna menghindari konflik dengan perusahaan jasa penyelaman dan industri pariwisata. Akibatnya, nelayan harus berburu ikan ke lokasi yang lebih jauh.

“Penetapan suaka laut di wilayah operasi nelayan adalah hal yang umum, karena di wilayah inilah biasanya yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi sehingga memerlukan perlindungan yang layak,” ujar Stevenson. “Saat wilayah suaka telah ditetapkan, nelayan akan beralih ke lokasi perburuan baru.”

Yang membuat penelitian ini menarik adalah, “Penetapan wilayah suaka laut ternyata tidak berdampak baik secara sosial maupun ekonomi terhadap nelayan di Hawaii,” ujar Stevenson. Hal ini karena nelayan beralih ke wilayah baru yang – walau lebih jauh – belum tereksploitasi dan lebih produktif. “Sehingga pendapatan mereka pun lebih tinggi,” tuturnya.

Nelayan juga bisa mengambil keuntungan dari naiknya harga ikan hias, terutama ikan yellow tang, dan dari perang harga di wilayah tersebut akibat tingginya permintaan ikan hias untuk kebutuhan akuarium.

Sumber: hijauku.com