Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Membangun Kebanggaan Bangsa Melalui ISG
Oleh : opini
Jum'at | 08-03-2013 | 12:38 WIB

Oleh Aripianto


PESTA OLAHRAGA Islam Solidarity Games ke III yang diselenggarakan empat tahun sekali, akan dilaksanakan di Propinsi Riau pada bulan Juni 2013 mendatang. Selain menjadi ajang pertarungan harga diri, event akbar internasional ini juga sekaligus untuk mempererat dan menjalin silahturahmi antar negara-negara islam.

Ajang perhelatan akbar Islamic Solidarity Games pertama sekali diadakan pada tahun 2005 di Arab Saudi, yang diikuti oleh 57 anggota Organisasi Kerja Sama Islam. Warga non-Muslim di negara-negara anggota juga diizinkan untuk mengambil bagian dalam ajang ini. Pada awalnya, ajang yang kedua dijadwalkan berlangsung pada bulan Oktober 2009 di Iran, kemudian ajang tersebut dijadwalkan kembali pada April 2010, dan akhirnya dibatalkan setelah terjadi perselisihan antara Iran dan Dunia Arab atas penggunaan istilah Teluk Persia pada logo ajang Islamic Solidarity Games, sebagai nama yang paling umum di Dunia Arab bagi daerah Teluk Arab.

Perselisihan nama ini telah menjadi sumber ketidakharmonisan antara negara-negara Arab dan Iran yang telah terjadi berulang-ulang kali. Barulah pada tahun 2005 pertama kali Isg dilakukan di Arab Saudi, dan yang kedua tahun 2010 diselenggarakan di Iran, sedangkan untuk tahun 2013 yang ketiga dilakukan di Riau, Indonesia.

Prospek ekonomi dengan adanya ISG di Riau
Sebagai tuan rumah Islam Solidarity Games di Riau, sudah tentu masyarakat Riau sangat mengharapkan dengan digelarnya event internasional ini akan membawa prospek ekonomi Riau yang tumbuh dengan pesat dan bersaing secara nasional maupun global. Ini dapat dilihat dengan pembangunan-pembangunan sektor ekonomi, pembangunan infrastruktur, serta pembangunan budaya masyarakat Riau.

Jika kita amati geliat ekonomi Riau sepanjang tahun 2011 lalu, menggambarkan wajah yang cukup baik. Memang indikator ekonomi makro Riau secara kuantitatif menunjukkan performa yang bagus. Angka pertumbuhan ekonomi Riau 2011 masih tinggi di atas rata-rata nasional (data BPS per Februari 2012 sebesar 7,63%), di atas angka nasional sebesar 6,5%. Demikian juga angka inflasi, relatif terkendali di angka 5,9%.

Sedangkan pada tahun 2012 pemerintah menargetkan pertumbuhan 7,1 persen. Ini cukup rasional bila diimbangi dengan tingkat suku bunga kredit yang rendah. Begitu juga dengan penyediaan dan pembenahan infrastruktur dan energi, khususnya listrik yang memadai. Dunia usaha Riau, pada tahun 2012 lalu telah terbangun spirit Riau Inkorporasi dengan diwujudkan dalam napas dan aktivitas pembangunan. Kebijakan dan program pengembangan perekonomian yang dijalankan pemerintah dapat seiring sejalan dengan langkah dan gerak dunia usaha.

Nah, untuk tahun 2013 ini belum terlambat untuk menjalankan kebijakan afirmatif bagi menumbuhkembangan pelaku usaha tempatan agar lebih professional dan memiliki daya saing untuk bersanding dan bertanding dengan praktisi bisnis, baik nasional maupun mancanegara, terutama dalam menghadapi pemberlakuan Asean Economic Community (AEC) tahun 2015. Paling tidak, dengan cara memberikan kesempatan usaha yang proporsional.

Apalagi mengingat event akbar ISG yang dilakukan di Riau, bisa menjadi icon memperkenalkan Riau ke kancah internasional sehingga menjadi kebangaan bangsa di mata internasional dalam membangunan ekonomi masyarakat.

ISG Ajang Memperkenalkan Riau Kekancah Internasional
Selain memperagakan olahraga, event internasional ISG juga akan menampilkan seni budaya Melayu. Ini sebagai ajang untuk memperkenalkan Riau di kancah internasional. Oleh sebab itu sudah seharusnya didukung semua lapisan masyarakat, karena memiliki manfaat yang baik untuk Propinsi Riau memperkenalkan olahraga, seni maupun budaya Melayu di kancah internasional. Dan juga kita harapkan semua pihak ikut serta berpartisipasi aktif dalam pelaksanaannya pada Juni 2013 mendatang.

Apalagi ini sangat sesuai visi misi Riau 2020, menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara. Dengan diselenggarakannya ajang ISG yang berskala internasional, maka sudah tentu akan membawa nilai positif terhadap Propinsi Riau. Sudah seharusnyalah, segala persiapan penyelengaraan ISG ini dipersiapkan dengan matang, sehingga dalam penyelengaraan tepat waktu.

Apalagi helat olahraga Islam ini akan dihadiri sebanyak 57 negara Islam di Dunia. Panitia nasional dan daerah ISG tengah melakukan persiapan intensif, termasuk masalah manajemen penyelenggaraan, pelaksanaan pertandingan, transportasi, konsumsi, akomodasi dan berbagai keperluan lainnya. Dari 57 negara peserta ISG ini, 25 negara diantaranya sudah mendaftar dan peserta sudah mencapai 4000 orang serta yang terbesar dari negara Iran yang jumlahnya mendekati 400 peserta.

Dalam rangka Untuk Mensukseskan acara ISG 2013, Provinsi Riau sebagai tuan rumah telah menyiapkan dana sekitar Rp 45 miliar.  Begitu pula para voluentir (sukarelawan) yang akan terlibat pada iven ISG 2013 tersebut, ada sekitar 520 orang untuk penerjemah bahasa Inggris, 218 bahasa Arab dan 152 bahasa Prancis. Serta bantuan dari Pemerintah Pusat di Jakarta, berjanji akan membantu dana penyelenggaraan helat akbar Islamic Solidarity Games (ISG) 2013 di Provinsi Riau sebesar Rp 200 miliar.

Persiapan Riau sebagai penyelenggara event bertaraf internasional, Islamic Solidarity Games (ISG) III terus digesa. Bahkan disampaikan oleh Gubernur Riau HM. Rusli Zainal MP, yang sekaligus Ketua Umum Panitia Daerah ISG III 2013, Riau sudah mempersiapkan berbagai kegiatan sebagai tuan rumah yang kini mencapai progres 98 persen.

Semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses serta segala kesiapan venues pada helat akbar dunia ini hingga setakad ini tidak ada persoalan. Hanya tinggal menyesuaikan agenda yang telah ditetapkan bersama, agar semua venues yang akan digunakan sudah berstandar internasional. Tentunya, besar harapan kita sebagai masyarakat Riau yang mewakili Indonesia di kancah internasional semoga akan menjadi kemuliaan bagi rakyat Indonesia, khususnya lagi Riau bila event ini dapat terselenggarakan dengan sukses.
 
Penulis adalah kader GMNI Pekanbaru dan Mahasiswa FKIP Universitas Riau.