Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tanah, Kunci Utama Kebersihan Lingkungan
Oleh : Dodo
Selasa | 19-02-2013 | 11:21 WIB
sawah.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BOSTON, batamtoday - Tanah memainkan peranan penting dalam menjaga lingkungan yang bersih dengan berlaku sebagai penyaring air alami serta sistem penjernihan air.

Menurut peneliti dari Penn State University, Pennsylvania, Amerika Serikat, orang-orang mengetahui bahwa air dan udara bersih merupakan tanda-tanda ekosistem yang sehat. Tetapi, banyak yang tidak menyadari bahwa bagian terpenting dari lingkungan sebenarnya adalah apa yang ada di bawah kaki mereka.

Henry Lin, profesor hidropedologi dan hidrologi tanah Penn State University menyebutkan, tanah memainkan peranan penting dalam menjaga lingkungan yang bersih dengan berlaku sebagai penyaring air alami serta sistem penjernihan air. Memahami komponen yang menjadi bagian penting dari ekosistem ini memungkinkan pengelolaan air tanah yang lebih baik dan kebijakan lingkungan yang lebih cerdas.

“Kita melihat pada alam dan menyaksikan seluruh keindahan dan kesuburan di sekeliling kita. Tetapi sebagian besar orang tidak tahu atau cenderung melupakan bahwa kunci dari kesinambungan ada di bawah tanah,” kata Lin yang melaporkan penelitiannya pada pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science di Boston, Amerika Serikat.

Lapisan terluar bumi, kata Lin, mulai dari pucuk vegetasi sampai ke permukaan tanah dan lapisan material di bawah tanah membantu menyerap dan memurnikan air dengan mengekstrak nutrien berlebih, logam berat, dan kandungan lain. Tanah juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan air bersih.

Sekitar 60 persen penyerapan hujan berakhir di lapisan ini. “Bahkan sebenarnya ada jauh lebih banyak air di bawah tanah dibandingkan dengan di yang kita sebut sebagai ‘blue waters’ seperti danau ataupun sungai-sungai,” kata Lin.

Selain menggunakan air bersih untuk minum, orang juga menggunakan banyak air untuk mengirigasi lahan pertanian dan sebagai bagian dari operasi industri. Lin juga menyatakan bahwa sama halnya seperti ‘revolusi hijau’ global yang meningkatkan kesadaran akan keamanan pangan, sebuah ‘revolusi biru’ juga dibutuhkan untuk mendorong upaya pengamanan air bersih dan pasokan air di seluruh dunia.“Tanpa air, tidak ada kehidupan,” kata Lin. “Tanpa air tanah, tidak ada air bersih,” ucapnya.

Lin menyebutkan, saat ini sistem penyaringan air tersebut sedang mengalami ancaman besar dari praktek pengelolaan tanah yang buruk yang gagal memahami bagaimana air tanah terpengaruh oleh penggunaan tanah, seperti proyek pembuatan bangunan, penyimpanan bawah tanah, serta pertanian.

Para pengembang harus mempertimbangkan berbagai aspek, misalnya bagaimana tanah dan pepohonan di kawasan yang bersangkutan bisa mempengaruhi aliran air.

Dalam beberapa kasus, tidak mempertimbangkan tanah dan fitur-fitur bawah tanah dari sebuah kawasan bisa menjurus pada banjir ataupun membuat pasokan air minum menjadi tidak murni.

Selain menyeru pada para pengelola dan pengembang, Lin menytakan bahwa masyarakat umum juga harus awas terhadap masalah pengelolaan air tanah.

“Dalam banyak kasus, bagi masyarakat umum dan bahkan orang-orang dari lembaga pemerintahan, masalah ini tak terlihat, tak terbayangkan,” kata Lin. “Padahal, di bawah permukaan, ada fondasi untuk kesinambungan kita,” ucapnya.

Sumber: National Geographic Indonesia