Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Program Penyediaan Guru di Daerah 3T Harus Dievaluasi
Oleh : surya
Senin | 18-02-2013 | 08:40 WIB
PKS-1.jpg Honda-Batam
Herlini Amran

JAKARTA, batamtoday - Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) yang diusung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dipertanyakan Komisi X DPR, dan diminta dievaluasi.

"Program pengiriman 2.479 guru di daerah 3T dan perekrutan 464 mahasiswa dari daerah 3T harus segera kita evaluasi lebih jauh pelaksanaannya untuk meningkatkan kapasitas dan loyalitas rekrutmen guru yang akan dikirimkan selanjutnya," kata Anggota Komisi X DPR Herlini Amran di Kompleks DPR, baru-baru ini.

Legislator PKS ini pada dasarnya sangat mendukung pelaksanaan program tersebut, tetapi dengan catatan Kemendikbud memiliki strategi untuk mempertahankan loyalitas dan meningkatkan kapasitas guru tersebut.

"Bukan rahasia lagi, ketika kesejahteraan dan fasilitas untuk mereka tidak diperhatikan, program ini terancam gagal di tengah jalan. Dokter PTT saja yang benar-benar profesional dan disumpah, nyatanya banyak yang DO sebelum masa penugasan berakhir," ujarnya.

Ia berharap, Kemendikbud memiliki strategi terobosan seperti apa yang diperlukan agar capaian program SM-3T semakin membaik. Termasuk penentuan variabel apa saja yang menjadi pertimbangan suatu daerah dikategorikan 3T.

"Sebab, ketika saya kunjungan ke Kepri, masyarakat di sana lapor masih kekurangan banyak guru, tapi tahun 2012 lalu tidak dikategorikan 3T. Padahal, Ketika mengunjungi salah satu pulau di Kabupaten Lingga, Kecamatan Senayang, beberapa sekolah SD dan SMP negeri hanya memiliki 2 orang guru saja, satu kepala sekolah, satu lagi guru honorer. Ini sangat memperihatinkan," katanya.

Anggota DPR-RI dari dapil Kepulauan Riau itu berharap ke depan Kemendikbud harus bisa meningkatkan kualitas, kapasitas dan loyalitas guru yang akan dikirimkan ke daerah 3T. Variabel yang dikatagorikan 3T juga harus di pertimbangkan agar dapat menjamin semua sekolah di seluruh pelosok wilayah Indonesia dilayani oleh tenaga pendidik yang cukup dan cakap

Herlini juga meminta daerah Kepulauan Riau dapat dipertimbangkan menjadi daerah prioritas program penyediaan guru di daerah 3T.

Seperti diketahui, tahun 2012 jumlah peserta yang mengikuti program SMT-3T meningkat dibanding 2011 sebanyak 2.479 orang, menjadi bertambah menjadi 2.630 orang. Peningkatan itu terjadi karena Kemendikbud terus melaksanakan penambahan lokasi yang dijadikan program SM-3T ke propinsi-propinsi lain, seperti Kalimantan Barat yang berbatasan dengan negara tetangga, Pulau Nias, dan Sulawesi Utara.

Program SM-3T masih berlaku jangka pendek, yakni selama satu tahun. Namun demikian, banyak manfaat yang diperoleh Kemendikbud dari peserta SM-3T, berupa masukan-masukan bagi peningkatan mutu, sarana dan prasarana di daerah 3T tersebut.

Program SM3T direncanakan akan berlangsung hingga 2015. Program tersebut diberi nama Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia. Tujuannya untuk mencari model pendidikan guru khususnya di daerah tertinggal.

Editor: Surya