Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perusahaan Migas Harus Kurangi Polusi
Oleh : dd
Jum'at | 01-02-2013 | 12:08 WIB

BATAM, batamtoday - Koalisi Iklim dan Udara Bersih menyeru perusahaan minyak dan gas (migas) untuk segera mengurangi emisi gas rumah kaca. Hal ini terungkap dari berita Program Lingkungan PBB yang disiarkan pekan lalu.

Sebanyak 12 menteri dari berbagai negara mengeluarkan pernyataan yang menyeru perusahaan minyak dan gas untuk mengurangi emisi gas rumah kaca mereka dengan mencegah pembakaran (flaring), pelepasan (venting) dan kebocoran (leakage) gas alam dari operasional perusahaan mereka di seluruh dunia.

Koalisi juga akan bekerja sama dengan perusahaan minyak dan gas ternama untuk mengurangi emisi metana dan emisi karbon hitam (black carbon) secara subtansial.

Koalisi memerkirakan, jumlah gas yang hilang dalam proses produksi mencapai 8% per tahun. Jumlah kerugian ekonomi dan energi yang diderita mencapai $27-63 miliar dan menghasilkan emisi gas rumah kaca hingga 2 Gigaton (Gt) setara CO2 per tahun.

Sebanyak 80% dari emisi ini adalah emisi metana menjadikan industri minyak dan gas (migas) sebagai penghasil emisi metana terbesar kedua di dunia di bawah industri pertanian.

Aktivitas pembakaran gas (flaring) melepas karbon hitam dalam jumlah yang sangat besar, berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan karena memercepat proses pemanasan global dan pencairan es terutama di wilayah seperti benua Arktika.

Koalisi Iklim dan Udara Bersih juga berencana membantu perusahaan untuk meningkatkan aksi pengurangan emisi gas rumah kaca mereka secara sukarela – hal yang sangat mungkin dari sisi dana maupun teknologi – sehingga upaya pengurangan emisi oleh perusahaan migas menjadi lebih efektif. Ada tiga program yang saat ini dijalankan oleh koalisi yaitu Natural Gas STAR International Program, Global Methane Initiative, dan Global Gas Flaring Reduction Partnership.

Koalisi Iklim dan Udara Bersih adalah koalisi yang diluncurkan pada Februari 2012 oleh enam negara bekerja sama dengan Program Lingkungan PBB (UNEP). Saat ini sebanyak 28 negara telah bergabung sebagai anggota koalisi bersama institusi besar lain seperti Bank Dunia guna mengurangi polutan jangka pendek seperti metana, karbon hitam dan berbagai jenis hidroflourokarbon (HFC).

Sumber : Hijauku.