Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perubahan Iklim Ancam Bisnis Global
Oleh : dd
Jum'at | 25-01-2013 | 10:38 WIB

BATAM, batamtoday - Sebanyak 70% perusahaan menyatakan perubahan iklim mengganggu sistem pasokan dan merugikan bisnis perusahaan.

Risiko ini diperparah oleh besarnya perbedaan perilaku ramah lingkungan dan berkelanjutan antara perusahaan multinasional dan pemasok mereka.

Hal ini terungkap dari penelitian terbaru Carbon Disclosure Project (CDP) dan Accenture yang dirilis Selasa (22/1/2013) lalu. Penelitian berjudul “Reducing risk and driving business value” ini meneliti 2.415 perusahaan, termasuk 2.363 pemasok dan 52 perusahaan dagang (purchasing companies) besar dunia.

Dell, L’Oreal dan Walmart adalah tiga perusahaan besar yang masuk dalam kelompok yang memiliki kekuatan finansial hingga US$1 triliun ini. Menurut CDP, penelitian ini adalah penelitian paling komprehensif mengenai dampak perubahan iklim terhadap sistem pasokan perusahaan.

CDP menyatakan, perubahan iklim membawa risiko jangka pendek bagi perusahaan. Sebanyak 51% dari risiko tersebut adalah ancaman kekeringan dan hujan ekstrem yang akan terjadi dalam 5 tahun ke depan. Selama ini, dua risiko tersebut yang telah berdampak besar pada operasi perusahaan.

Menurut CDP, dampak merusak dari perubahan iklim ini belum banyak memicu aksi perusahaan guna turut mengatasi krisis iklim. Mereka lebih banyak menggunakan faktor perubahan iklim sebagai pertimbangan untuk berinvestasi dibanding mengatasinya.

Dari 678 perusahaan yang memiliki inisiatif mengurangi emisi, sebanyak 73% menyatakan aksi mereka dilandasi oleh risiko perubahan iklim yang dihadapi operasional perusahaan. Hanya 13% yang melakukan aksi perubahan iklim untuk mematuhi regulasi. Yang menarik, menurut penelitian ini, konsumen juga turut berperan dalam mendorong perusahaan melakukan aksi perubahan iklim.

Namun penelitian ini juga menemukan jurang yang dalam antara perusahaan dan pemasok mereka dalam aksi perubahan iklim. Perusahaan pemasok kurang siap dalam merespon risiko perubahan iklim.

Tekad pemasok dalam melakukan mitigasi risiko perubahan iklim juga lebih rendah. Hanya 38% dari pemasok memiliki target pengurangan emisi, sementara jumlah perusahaan yang memiliki target yang sama mencapai 92%. Dan hanya 27% pemasok yang berinvestasi dalam aksi pengurangan emisi – kurang dari separuh perusahaan anggota CDP (69%).

Dari data tersebut, tidak mengherankan jika perusahaan lebih banyak mereguk keuntungan dari praktik hijau mereka. Sebanyak 73% dari perusahaan menyatakan menikmati penghematan biaya dari aksi penghematan energi. Sementara hanya 29% dari pemasok yang menyatakan menikmati hal yang sama.

Sumber : Hijauku.com.