Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Permohonan Banding Anggota Pussy Riot Ditolak
Oleh : dd
Jum'at | 18-01-2013 | 10:41 WIB
Pussy_Riot_360.jpg Honda-Batam
Pussy Riot.

MOSKOW, batamtoday - Anggota band punk-rock feminis asal Rusia, Pussy Riot, memohon penangguhan atas hukuman penjara dua tahun yang dijatuhkan kepadanya. Permohonan ini diajukan karena Maria mempunyai putera berumur 5 tahun yang harus dirawat. Selama ini, ibu dari Maria yang mengurus buah hatinya tersebut.

Namun, Pengadilan Kota Berezniki mengklaim bahwa pihak pengadilan telah memperhitungkan keadaan ibu berumur 24 tahun tersebut sebelum putusan dijatuhkan.

Wakil Direktur Amnesty International Eropa dan Asia, David Diaz-Jogeix, memberikan pendapatnya terkait putusan tersebut. “Putusan pengadilan hari ini adalah ejekan bagi keadilan. Ketiga anggota Pussy Riot tidak seharusnya dituntut. Keputusan hari ini telah membuktikan lagi bahwa otoritas Rusia tidak dapat diganggu gugat dalam menindas kebebasan berekspresi,” papar David.

Lebih jauh lagi David berkomentar tentang apa yang sepatutnya terjadi. “Maria Alekhina dan Nadezdha Tolokkonnikova harus dibebaskan, secepatnya dan tanpa syarat, sementara kalimat penangguhan dari Ekaterina Samutsevich harus dibatalkan,” tandasnya. Ekaterina mendapatkan penangguhan tahun lalu.

“Putusan hari ini sejalan dengan kebijakan menekan kebijakan Rusia, membuat gerah dari banyak sisi. Keadaan ini mengerdilkan hak mereka untuk berekspresi, tiga anak punk ini harus memikul penderitaan dan kesulitan selama berbulan-bulan – sesuatu yang terus terjadi pada Maria Alekhina dan Nadezdha Tolokkinnova,” tegas David yang prihatin akan keadaan hukum di Rusia yang otoriter.

Trio yang terkenal dengan aksi panggung menggunakan penutup kepala ini dijatuhi hukuman dua tahun penjara karena menyanyikan lagu anti pemerintahan Vladimir Putin, presiden Rusia yang menjalankan pemerintahan dengan tangan besi. Samutsevich telah dibebaskan setelah pengacaranya berhasil meyakinkan pengadilan bahwa ia sama sekali tidak berniat mengeluarkan gitar dari tempatnya sebelum dipaksa keluar dari katedral tempat mereka melakukan aksi panggung kontroversial tersebut.

Film dokumenter yang menggambarkan kisah Pussy Riot akan ditampilkan pada festival film Sundance di Utah, AS bulan ini. Film bertajuk Pussy Riot – A Punk Prayer ini digarap oleh Mike Lerner dan Maxim Pozdorovkin.

Berkat kegigihan trio eksentrik ini, Pussy Riot masuk ke dalam daftar nominasi orang-orang berpengaruh besar, Person of the Year 2012 versi majalah Times.

Sumber : RollingStone.