Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Docking, Jurus Jitu Hindari Biaya Lego Jangkar Kapal di Laut Batam
Oleh : kli/dd
Sabtu | 05-01-2013 | 16:45 WIB
lego-jangkar-tanjunguncang.gif Honda-Batam
Salah satu kapal yang lego jangkar di perairan Tanjunguncang dengan alasan akan melakukan perbaikan.

BATAM, batamtoday - Docking atau perbaikan menjadi jurus ampuh hindari biaya lego jangkar kapal di perairan Batam. Beberapa perusahaan galangan kapal menjadi tempat lego jangkar kapal yang sangat aman dan bebas biaya pajak.

Beberapa perusahaan galangan kapal di kota Batam yang kerap dijadikan tempat lego jangkar yakni perusahaan yang ada di daerah Tanjunguncang. Bahkan, lego jangkar kapal tersebut kerap mengganggu aktivitas para nelayan untuk menangkap ikan. Dimana, kapal yang disebut-sebut akan menjalani perbaikan lego jangkar di sekitar lokasi tangkapan ikan nelayan.

Memang, lokasi yang kerap digunakan lego jangkar itu masih berada tak jauh dari lokasi galangan kapal. Namun, alasan akan docking itu hanyalah jurus jitu hindari biaya lego jangkar bagi pemasukan daerah.

Yosep Dias, ketua Gerakan Pemuda dan Nelayan Pulau-pulau Indonesia (GPNPI) mengatakan kapal yang akan lego jangkar di perairan Batam sudah ditentukan tempatnya yakni di daerah Galang Baru. Namun, masih banyak dijumpai aksi lego jangkar kapal di kawasan perusahaan galangan kapal dengan alasan akan docking atau perbaikan.

"Docking atau akan menjalani perbaikan menjadi alasan pemilik maupun agen kapal lakukan lego jangkar di sembarang tempat tak jauh dari lokasi perusahaan. Namun, itu semua hanyalah alasan dan sudah fakta di lapangan. Pemerintah harus tegas menertikap lego jangkar kapal di lokasi perusahaan yang telah merugikan para nelayan," katanya, Sabtu (5/1/2013) di daerah Tanjunguncang.

Parahnya lagi, kata Yosep kapal-kapal yang lego jangkar di perairan Batam khusunya di daerah Tanjunguncang itu tidak dilengkapi dokumen perizinan lego jangkar. Pasalnya, belasan kapal yang baru saja mereka datangi bersama nelayan di perairan Tanjunguncang tak satupun yang bisa menunjukkan dokumen perizinan lego jangkar. Para ABK yang ditemui di kapal berdalih akan lego jangkar itu hanya sebentar dan selanjutnya akan diperbaiki di perusahaan galangan kapal.

"Kenyataanya apa, sudah tiga bulan sampai enam bulan lego jangkar tak ada perbaikan. Dan sudah banyak yang lego jangkar itu tak menjalani perbaikan, setelah habis masa lego jangkarnya langsung pergi tanpa pernah singgah ke galangan kapal," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan para nelayan di lokasi Tanjunguncang, puluhan kapal yang lego jangkar di perairan lokasi tangkapan ika mereka banyak yang berdalih akan perbaikan. Tapi kenyataanya tak seperti itu, sama sekali tak pernah dilakukan perbaikan dan pergi setelah lego jangkar satu hingga enam bulan.

"Kebanyak kapal itu berdalih akan docking, Tapi kenyataanya tidak, hanya menghindari biaya lego jangkar saja," tambah Ahmad, salah satu nelayan.

Akibat lego jangkar kapal di lokasi perairan tangkapan ikan nelayan, kata Ahmad hidup mereka semakin terancam. Sebab, bubu maupun kelong para nelayan kerap rusak dan tak pernah diganti rugi. Selain itu, ikan-ikan juga makin menjauh karena cahaya lampu kapal.

"Yang lebih parah itu pak, kami kerap dimarahi saat melintas dekat dengan kapal itu. Belum lagi kalau kami memancing dekat kapal itu pasti diusir dan diancam oleh ABK dan oknum-oknum tertentu bekingan pemilik kapal," terangnya.

Keluhan nelayan itu seharusnya tidak dibiarkan berlarut-larut, jika memang pihak terkait bisa bertindak tegas. Nelayan juga berharap pemerintah supaya tidak tutup mata dengan nasib yang dialami mereka saat ini.