Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Populasi Mamalia Rentan Cuaca Ekstrem
Oleh : dd/hc
Senin | 17-12-2012 | 09:45 WIB

BATAM, batamtoday - Angin puting beliung dan kekeringan, akibat perubahan iklim, mengancam populasi mamalia di bumi. Informasi ini terungkap dari hasil penelitian Zoological Society of London (ZSL) yang dirilis pekan lalu.

Ancaman kepunahan mamalia juga akan meningkat akibat kondisi cuaca ekstrem. Para peneliti memetakan populasi mamalia darat dan mencocokkan informasi ini dengan peta potensi badai dan kekeringan yang akan terjadi pada masa datang.

Dengan cara ini, para peneliti bisa mengidentifikasi spesies yang paling rentan terkena dampak cuaca ekstrem. Hasil penelitian yang diterbitkan minggu lalu di jurnal Conservation Letters ini menganalisis kondisi sekitar enam ribu jenis mamalia darat yang rentan terkena dampak cuaca ekstrem.

Eric Ameca y Juárez dari ZSL yang memimpin penelitian ini menyatakan, “Dari sepertiga jumlah spesies yang diteliti, hampir seperempatnya berisiko terkena dampak angin puting beliung atau kekeringan atau kombinasi keduanya. Konsekuensinya, jumlah mamalia yang masuk dalam kategori terancam IUCN terus bertambah.”

Hewan primata – yang saat ini menjadi mamalia paling terancam di dunia – menurut para peniliti menjadi hewan yang paling berisiko terkena dampak perubahan iklim.

Para peneliti menemukan, lebih dari 90% habitat monyet howler hitam (Alouatta pigra) and monyet laba-laba Yucatan (Ateles geoffroyi yucatanensis) rusak oleh angin puting beliung, memaksa mereka beradaptasi dengan kondisi habitat mereka yang baru setelah diterjang bencana alam.

Para peneliti telah banyak melakukan penelitian terhadap dua spesies monyet ini, namun dampak iklim ekstrem terhadap spesies lain masih belum banyak diketahui.

Contohnya di Madagaskar. Dampak iklim ekstrem seperti angin beliung dan kekeringan terhadap dua jenis lemur yaitu western woolly lemur (Avahi occidentalis) dan golden bamboo lemur (Hapalemur aureus) tidak banyak diketahui.

Dr Nathalie Pettorelli, ilmuwan dari ZSL yang turut membantu penelitian ini menyatakan, penelitian ini adalah yang pertama yang meneliti secara spesifik mamalia mana yang terancam kondisi iklim ekstrem. “Informasi seperti ini sangat bermanfaat guna membantu upaya konservasi di tengah ancaman perubahan lingkungan global,” tuturnya sebagaimana dikutip dalam berita ZSL.