Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

10 Kota Paling Rentan Cuaca Ekstrem
Oleh : dd/hc
Senin | 03-12-2012 | 10:58 WIB

BATAM, batamtoday - Sepuluh kota besar dunia di wilayah pesisir menjadi kota yang paling rentan terkena dampak cuaca ekstrem. Hal ini terungkap dalam laporan terbaru OECD, yang memeringkatkan 136 kota dunia yang terletak di wilayah pesisir yang rentan terkena dampak iklim ekstrem. Kota-kota yang dipilih adalah kota yang memiliki penduduk lebih dari 1 juta orang.

Hasil penelitian ini menyimpulkan, saat ini terdapat 40 juta penduduk di kota-kota besar dunia yang telah mengalami banjir besar setidaknya sekali dalam 100 tahun.

Berdasarkan jumlah populasi, 10 kota di wilayah pesisir yang paling rentan terkena dampak cuaca ekstrem (dimulai dari peringkat tertinggi) adalah Mumbai, Guangzhou, Shanghai, Miami, Ho Chi Minh City, Kolkata, New York dan sekitarnya (Greater New York), Osaka-Kobe, Alexandria serta New Orleans. Terdapat pembagian yang hampir setara di antara kota-kota di negara maju dan berkembang.

Namun jika diperingkatkan berdasarkan nilai aset yang terkena dampak bencana, kota yang paling banyak menderita kerugian adalah kota-kota di negara maju.

Kesepuluh kota tersebut (dari yang tertinggi) adalah Miami, New York dan sekitarnya (Greater New York), New Orleans, Osaka-Kobe, Tokyo, Amsterdam, Rotterdam, Nagoya, Tampa-StPetersburg serta Virginia Beach.

Semua kota di atas hanya berasal dari 3 negara yaitu Amerika Serikat, Jepang dan Belanda serta mewakili 60% wilayah dengan kerugian terbesar akibat cuaca ekstrem.

Nilai total kerugian akibat bencana di semua kota yang disebutkan di sini mencapai US$3.000 miliar atau mencapai 5% produk domestik bruto dunia pada 2005.

Pada 2070, jumlah total populasi yang terkena dampak cuaca ekstrem akan meningkat tiga kali lipat menjadi sekitar 150 juta. Jumlah kerugian akibat cuaca ekstrem juga akan meningkat drastis, mencapai US$ 35.000 miliar pada 2070 – naik lebih dari 10 kali lipat dibanding nilai saat ini – dengan nilai setara dengan 9% produk domestik bruto dunia.

Pesan yang ingin disampaikan oleh laporan ini sangat jelas. Manfaat dari program dan kebijakan perubahan iklim sangat besar, baik ketika mencakup upaya mitigasi maupun adaptasi perubahan iklim.