Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Takut Diamuk Pendukung Gus Dur, Sutan Bathoegana Minta Maaf
Oleh : si
Kamis | 29-11-2012 | 21:34 WIB
Sutan_Bhatoegana3.jpg Honda-Batam

Sutan Bathoegana

JAKARTA, batamtoday - Ketua Umum DPP Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum bersama Sutan Bhatoegana dan Jhonny Allen Marbun datang ke kediaman mantan Presiden RI ke-4 alm. KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).


Elit PD ini langsung diterima oleh istrinya Ny. Hj. Shinta Nuriyah Wahid,  Zannuba Arifah Chafshoh atau Yenny Wahid dan Inayah Wahid (putri), Ketua dan sekretaris PW GP Ansor Jatim Alfa Isnaeni dan Imron Rosyadi Hamid, Banser NU, simpatisan Gus Dur, dan pengacara Hendardi, di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (29/11/2012).

Tak lama kemudian Shinta Nuriyah keluar menuju ruang tamu, dan Sutan pun langsung meminta maaf sekaligus mencium tangan istri almarhum Gus Dur tersebut dengan menundukkan kepala agak lama.

“Ibu, saya mohon maaf atas ucapan saya yang salah, dan memancing kemarahan warga NU. Kami pun bersama Adhie Massardi sudah dipanggil oleh Komwas DPP PD untuk dimintai klarifikasi, dan saya harus meminta maaf. Istri dan anak saya pun tak bisa tidur akibat kasus ini,” ujar Sutan.

Shinta menuturkan, keluarga Gus Dur juga sangat prihatin karena Gus Dur disebut-sebut jatuh akibat Buloggate dan Bruneigate.  Meski ungkapnnya tersebut tidak bermaksud menghina Gus Dur, tapi karena diungkapkan di depan publik dan media, maka kesannya Gus Dur itu jatuh karena korupsi. Padahal, itu tidak benar.

“Makanya,  jadi pemimpin itu jangan mudah tersulut emosi, nanti keluar omongan yang enggak-enggak. Ini sebagai pelajaran. Bahwa pemimpin itu harus bijaksana, arif, dan memilih ungkapan-ungkapan yang baik,” tutur Shinta.

Sejauh itu Shinta Nuriyah tidak menyangka kalau terjadi eskalasi kemarahan warga NU yang besar di daera-daerah. Akibat pernyataan yang salah pemimpin itulah, akhirnya menimbulkan reaksi keras nahdliyyin melakukan aksi demo khususnya ke kantor-kantor DPD dan DPC PD di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Makassar, Papua, Lampung, dan daerah lainnya. Untuk itulah kata Yenny Wahid, kedatangan Pak Sutan sebagai publik figur ini selain untuk meminta maaf, juga meluruskan pernyataannya bahwa Gus Dur diturunkan oleh Sidang Istimwa MPR RI akibat mengganti Kapolri tanpa melalui DPR RI, dan mengeluarkan Dekrit.

“Jadi, salah kalau dibilang  akibat kasus Buloggate dan Bruneigate. Dan, kedatangan Pak Sutan, Mas Anas dan Pak Jhonny Allen ini sekaligus merupakan momentum untuk meluruskan sejarah bahwa Gus Dur turun bukan karena korupsi. Tapi, karena ada ketegangan politik antara DPR dengan Gus Dur waktu itu, yang kemudian berakhir dengan SI MPR RI,” tandas Yenny.

Dan, karena sudah meminta maaf, pihaknya mngimbau agar warga NU, pecinta Gus Dur, PMII, Banser NU, dan GP Ansor untuk menyikapi kasus ini secara dewasa, menghentikan aksi, dan kembali melakukan aktivitas secara normal.

"Karena itu,  kami menganggap persoalan ini sudah selesai. Kami juga memahami bahwa pernyataan Pak Sutan ini bukanlah pernyataan dari Partai Demokrat. Dan kami ingin ingatkan pada publik figur untuk hati-hati atas ucapannya," tambah Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru ini.

Sedangkan Sutan Bathoegana menyampaikan permohonan maaf atas pernyataanya yang telah memicu gejolak warga nahdliyin.

"Saya sebagai umat beragama dan keluarga besar NU yang diajarkan kalau kita salah harus cepat-cepat minta maaf. Semoga permohonan maaf ini ditanggapi positif keluarga, warga NU, Banser dan GP Ansor. Mudah-mudahan, dengan adanya permohonan maaf ini aktivitas kita kembali normal seperti semula. Kalau kita konflik terus juga tak baik negara ini. Kami pun bersyukur permohonan maaf ini diterima keluarga besar Gus Dur dan NU," kata Sutan dengan senyum.

Anas menambahkan jika pihaknya hanya sebagai perangkul, demikian Mbak Yenny. “Saya atas nama keluarga besar Demokrat juga meminta maaf, dan terima kasih Pak Sutan sudah bisa silaturrahmi ke kediaman Gus Dur ini. Bahwa meminta maaf itu baik, dan memberi maaf juga lebih baik. Jadi, sekarang kita sudah lega, dan semoga Mbak Yenny sebagai Ketua Umum DPN PKBIB sukses di 2014,” tutur Anas.

Anas menolak menjawab pertanyaan wartawan apakah kedatangannya ke rumah Gus Dur ini, karena khawatir massa NU meninggalkan Demokrat di pemilu 2014.

“Saya ulangi lagi, saya berterima kasih kepada Ibu Shinta, Mbak Yenny, GP Ansor, dan Pak Sutan sendiri yang sudah saling memaafkan. Kalau untuk 2014, saya hanya berdoa semoga Mbak Yenny sukses di 2014,” harap Anas yang disambut yel-yel kalimat Allahu Akbar oleh Banser dan GP Ansor.

Mengingat Sutan sudah meminta maaf dan keluarga Gus Dur sudah memaafkan, maka Ketua GP Ansor Jawa Timur Alfa Isnaeni, akhirnya mencabut ultimatumnya selama 1 x 24 untuk tidak melaporkan Sutan Bhatoegana ke Mabes Polri. Hanya saja, jangan sampai beliau sebagai politisi nasional mengulangi lagi pernyataan politiknya yang salah.

“Terlebih menyangkut Gus Dur, yang jelas-jelas tidak terlibat Buloggate dan Bruneigate. Di mana kejatuhannya sebagai presiden, karena politik MPR RI waktu itu,” katanya.