Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pendidikan Karakter Siswa SMK Harus Segera Direkapasitasi
Oleh : si
Kamis | 29-11-2012 | 12:47 WIB
herlini-amran-1.jpg Honda-Batam
Herlini Amran

JAKARTA, batamtoday - Anggota Komisi X DPR Herlini Amran meminta Kemendikbud segera merekapasitasi pendidikan berkarakter siswa SMK, menyusul makin merebaknya kasus tawuran yang melibatkan siswa SMK akhir-akhir ini. Dalam rentang Agustus sampai Nopember 2012 saja, sedikitnya 9 berita tawuran yang melibatkan pelajar kejuruan di layar kaca, media cetak dan media online.


"Saya meminta Kemendikbud segera menekan tombol 'alarm' darurat karakter. Ini adalah fakta, bahwa program pembinaan karakter yang sekarang dilakukan, gagal mengatasi tawuran pelajar hingga ke akar permasalahannya,” kata Legislator PKS di Komplek DPR, Rabu (28/11/2012).

Menurut data Komnas Perlindungan Anak, jumlah tawuran pelajar tahun 2011 sebanyak 339 kasus dan memakan korban jiwa 82 orang. Tahun sebelumnya, jumlah tawuran antar-pelajar sebanyak 128 kasus. Hingga September 2012 terjadi 86 kali tawuran antar pelajar dengan 26 korban meninggal.

"Semalam saja (27/11) muncul berita, pihak kepolisian baru melepas 35 siswa SMK Grafika (18 diantaranya dalam pengaruh minuman keras, 1 orang membawa sajam) yang terlibat pembajakan bus Patas 54 Jurusan Depok-Grogol untuk menyerang pelajar SMK Bunda Kandung," ujar Herlini.

"Harus menuggu berapa korban lagi? Sudah saatnya jajaran Kemendikbud merekapasitasi
pendidikan karakter bagi siswa-siswa SMK, karena yang sekarang diprogramkan tidak efektif. Tentu penguatan karakter ini perlu segera dilakukan juga pada pelajar SD, SMP dan SMU," tambahnya.

Padahal, lanjutnya, selama tahun 2012 ini, khusus untuk SMK saja anggarannya mencapai Rp 9,6 miliar, dan total anggaran 2012 yang terkait Program Pendidikan Karakter mencapai Rp111 miliar.

Dari anggaran sebesar itu, ia menilai, belum terlihat adanya program pembinaan karakter yang sistematis dan berkesinambungan, malah sebagian besar tersedot untuk perhelatan dan gebyar-gebyar.

"Begitu juga yang Rp 9,6 miliar tadi, kenapa dihabiskan untuk membiayai pelatihan si pelatih pendidikan karakter dan bela negaranya saja. Untuk memperbaiki karakter siswa SMK-nya mana? Tidak ada sistem yang kohesif antara guru, pengelola sekolah dan wali murid untuk meredam potensi tawuran pelajar," ungkanya.

Anggota DPR asal Wilayah Pemilihan Kepulauan Riau ini mendesak Kemendikbud segera merekapasitasi pendidikan karakter, agar bobotnya langsung dapat memperbaiki karakter siswa kejuruan.

"Pintu masuknya sekarang, mari kita kawal kurikulum baru yang kabarnya akan diuji publik. Saya belum melihat detail elemen perubahan menyangkut kompetensi sikap dalam draft kurikulum baru untuk SMK, apakah sudah mencakup penguatan moral atau budi pekerti pelajar kejuruan," ujarnya.

Domain sikap, memang tidak cukup hanya diajarkan secara verbal seperti sekarang, melainkan harus dengan contoh dan teladan. Namun ditinjau dari struktur kurikulumnya, kata Herlini, nampak masih kurang memfasilitasi keteladanan guru sebagai instrumen vital pembentukan karakter siswa," tuturnya.

Herlini berharap semua stake holder harus tanggap menyelamatkan masa depan mereka, karena siswa-siswa SMK adalah aset bangsa, prestasi mereka pun membanggakan. "Lihat saja proto type mobil nasional, helikopter, mesin-mesin industri dan masih banyak lagi. Jangan sampai itu semua tercoreng, hanya karena kasus-kasus tawuran yang mempertontonkan keberingasan dan memakan korban jiwa," tuturnya.

Konkritnya, perlu penguatan program dan dukungan anggaran untuk membentuk karakter luhur para pelajar.

"Jangan seperti sekarang, anggarannya tidak tepat sasaran, atau bahkan masih ada pihak-pihak yang mengaku tidak mendapat dukungan anggaran untuk mengatasi kasus-kasus kekerasan di sekolah. Sementara korbannya terus meningkat tiap tahunnya," pungkasnya.