Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pengurangan Emisi Masuki Masa Kritis
Oleh : dd/hc
Kamis | 22-11-2012 | 14:31 WIB

BATAM, batamtoday - Target dunia menjaga kenaikan suhu bumi rata-rata di bawah 2°C masih bisa tercapai, namun waktu semakin sempit.


Dunia harus melakukan pemotongan emisi secara drastis. Tanpa aksi yang cepat, suhu bumi akan naik antara 3-5° C pada abad ini. Hal tersebut akan membawa bencana bagi alam dan kemanusiaan.

Hal ini terungkap dalam berita Program Lingkungan PBB (UNEP) yang dirilis Kamis (22/11/2012). Sektor yang berpotensi membantu pengurangan emisi secara drastis adalah bangunan, transportasi dan kehutanan dengan mencegah deforestasi atau penggundulan hutan.

Laporan berjudul “Emissions Gap Report 2012″ ini menyebutkan, pertumbuhan konsentrasi emisi gas rumah kaca, saat ini berada 14% di atas target pada 2020.

Konsentrasi gas pemicu pemanasan global seperti karbon dioksida (CO2), terus meningkat – naik 20% sejak 2000. Jika dunia tidak melakukan aksi pengurangan emisi secara drastis, 8 tahun lagi, konsentrasi emisi gas rumah kaca akan mencapai 58 gigaton (Gt).

Jarak konsentrasi emisi ini semakin besar dari perkiraan UNEP sebelumnya yaitu maksimal 44 Gt atau kurang pada 2020. Batas 44 Gt pada 2020 ini adalah batas maksimal agar biaya pemangkasan emisi gas rumah kaca tetap bisa terkontrol pada masa datang.

Emissions Gap Report 2012 juga menyatakan, jika dunia berhasil mencapai target komitmen pengurangan emisi yang paling ambisius sekalipun, jumlah emisi gas rumah kaca akan tetap bertambah 8 Gt pada 2020, naik 2 Gt dibanding perkiraan tahun lalu.

Dan jika dalam sepuluh tahun ke depan dunia terus menunda pengurangan emisi yang diperlukan oleh bumi, biaya pengurangan emisi akan melonjak 10-15% setelah 2020.

“Harus diakui, proses transisi ke ekonomi hijau dan rendah karbon terjadi terlalu lamban dan pencapaian target 44 Gt semakin jauh dari jangkauan,” ujar Achim Steiner, Direktur Eksekutif UNEP sebagaimana dikutip dalam berita PBB.

Namun laporan ini menyebutkan, masih ada peluang pengurangan emisi besar-besaran – sekitar 17 Gt emisi setara CO2 – dari sektor bangunan, pembangkit listrik dan transportasi. Upaya lain adalah dengan pengetatan standar pemakaian energi pada bangunan dan meningkatkan standar efisiensi bahan bakar.

Christiana Figueres, Sekretaris Eksekutif UN Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menyatakan, perwakilan pemerintah yang akan bertemu di Doha Senin depan harus menghasilkan kesepakatan baru pengganti Protokol Kyoto yang memaparkan secara jelas cara memangkas emisi gas rumah kaca sebelum dan setelah 2020.

“Upaya ini sekaligus untuk membantu negara berkembang beralih ke ekonomi hijau dan melakukan adaptasi dengan menyediakan pendanaan perubahan iklim,” ujar Figueres.