Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia-Jepang Jajaki Kerja Sama Energi Terbarukan dan Pengelolaan Limbah untuk Sekolah Ramah Lingkungan
Oleh : Redaksi
Rabu | 14-05-2025 | 10:44 WIB
APEC-2025.jpg Honda-Batam
Mendikdasmen Abdul Mu'ti, dalam pertemuan bilateral dengan Gubernur Provinsi Jeju, Oh Young-hun, di sela-sela Forum Menteri Pendidikan APEC ketujuh di Jeju, Selasa (13/5/2025). (Foto: Kemendikdasmen)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) membuka peluang kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jeju, Korea Selatan, di bidang energi terbarukan dan pengelolaan limbah dalam kerangka pengembangan sekolah ramah lingkungan.

Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, dalam pertemuan bilateral dengan Gubernur Provinsi Jeju, Oh Young-hun, yang berlangsung di sela-sela Forum Menteri Pendidikan APEC ketujuh di Jeju, Selasa (13/5/2025).

Menteri Mu'ti didampingi oleh Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk Korea, Amaliah Fitriah.

"Beberapa daerah di Indonesia masih belum terjangkau listrik. Pemanfaatan energi terbarukan seperti tenaga surya akan sangat membantu mendukung pengembangan sekolah ramah lingkungan di wilayah-wilayah tersebut," jelas Menteri Mu'ti, demikian dikutip laman Kemendikdasmen.

Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan kesadaran pengelolaan limbah di lingkungan sekolah. Menurutnya, model pengelolaan limbah yang diterapkan oleh Provinsi Jeju dapat direplikasi di daerah-daerah terpilih di Indonesia sebagai bagian dari upaya menciptakan sistem pendidikan yang berkelanjutan.

"Pengelolaan limbah atau sampah di sekolah masih menjadi tantangan di Indonesia. Kerja sama ini dapat menjadi langkah strategis untuk mendorong kesadaran dan budaya hidup bersih di kalangan pelajar," tambahnya.

Gubernur Oh Young-hun menyambut baik usulan tersebut dan menyatakan ketertarikannya untuk memperluas penerapan model energi terbarukan dari Jeju ke negara lain, termasuk Indonesia. "Kami sangat tertarik untuk membagikan praktik terbaik kami dalam pengelolaan energi terbarukan dan transisi energi, dan kami siap menjajaki implementasinya di Indonesia," ujar Gubernur Oh.

Menanggapi respons positif tersebut, Menteri Mu'ti mengungkapkan kemungkinan kerja sama tersebut akan masuk dalam program nasional sekolah ramah lingkungan yang sedang dikembangkan Kemendikdasmen.

Sementara itu, Kepala BSKAP, Toni Toharudin, menambahkan peluang kerja sama juga dapat dikembangkan ke ranah pendidikan vokasi. "Pemerintah Jeju juga dapat terlibat dalam pengembangan proyek percontohan di Indonesia, dengan mengadopsi teknologi dan praktik terbaik mereka dalam pengelolaan energi terbarukan dan pengelolaan limbah," kata Toni.

Pertemuan ini menjadi langkah awal menuju kemitraan lintas negara dalam mewujudkan sistem pendidikan yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan adaptif terhadap tantangan global.

Editor: Gokli