Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gegara Efisiensi Anggaran, Awal Tahun 2025 4 Hotel di Bogor Bangkrut
Oleh : Redaksi
Jumat | 18-04-2025 | 08:44 WIB
AR-BTD-5461-Hotel-Bogor.jpg Honda-Batam
Hotel Sahira Paledang di Bogor yang sudah tutup operasional. (Foto: Beritasatu.com/Heru Yustanto)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Bisnis hotel di Kota Bogor sedang mengalami tekanan berat imbas banyak yang tutup. Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengungkapkan bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan pemerintah pusat mulai berdampak signifikan terhadap sektor perhotelan.

Hingga pertengahan April 2025, sudah ada dua hotel Bogor tutup operasional dan dua lainnya diprediksi akan menyusul.

Pernyataan tersebut disampaikan Dedie saat menghadiri panen raya padi di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, pada Kamis(17/4/2025).

Ia menyoroti bahwa kebijakan efisiensi ini, meskipun baru diberlakukan awal tahun, telah memberikan efek langsung bagi industri perhotelan di kota hujan.

"Saat ini, dua hotel di Bogor sudah tutup dan dalam waktu dekat dua hotel lagi akan menyusul menutup operasional. Ini terjadi karena kondisi ekonomi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja," ujar Dedie.

Dari sekitar 120 hotel yang beroperasi di Kota Bogor, kini empat di antaranya menghadapi masalah serius akibat rendahnya tingkat hunian.

Dedie menjelaskan bahwa hotel yang paling terdampak adalah yang mengandalkan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) sebagai sumber utama pendapatan.

"Hotel-hotel yang beroperasi Senin hingga Jumat biasanya bergantung pada kegiatan rapat instansi pemerintah. Karena adanya efisiensi anggaran, kegiatan MICE menurun drastis dan ini sangat memukul sektor tersebut," jelasnya.

Di hadapan Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto, yang turut hadir dalam acara panen raya, Dedie menyampaikan harapannya agar pemerintah pusat dapat meninjau ulang kebijakan efisiensi ini.

Ia berharap, fenomena hotel Bogor tutup menjadi sinyal penting bagi pemerintah pusat akan dampak langsung yang dirasakan di daerah penyangga ibu kota seperti Bogor.

"Mohon pesan dari Bogor ini bisa sampai ke Bapak Presiden. Efisiensi anggaran dan perang tarif benar-benar terasa dampaknya, apalagi di Bogor yang begitu dekat dengan Jakarta," tegasnya.

Sebagai bentuk respons, Pemkot Bogor tengah mempertimbangkan sejumlah insentif, seperti penundaan pembayaran kewajiban hingga penghapusan denda, untuk membantu hotel-hotel yang masih beroperasi bertahan dalam kondisi sulit.

Sementara itu, Ketua PHRI Kota Bogor Yuno Abeta Lahay mencatat bahwa tingkat hunian hotel dari Januari hingga pertengahan April 2025 mengalami penurunan drastis. Maret menjadi bulan terburuk dengan okupansi hanya 28,9%.

"Libur Lebaran memang sempat menyelamatkan, tetapi hanya dalam rentang 31 Maret hingga 6 April. Setelah itu, tingkat hunian kembali turun di bawah 50 persen," ungkap Yuno.

Ia juga mengonfirmasi bahwa dua dari tiga properti milik Sahira Hotel sudah resmi ditutup. Selain itu, dua hotel besar lainnya di Bogor juga telah mengumumkan rencana penghentian operasional pada akhir bulan ini.

Fenomena hotel di Bogor yang tutup ini menjadi peringatan keras bagi pelaku usaha dan pemerintah, bahwa tanpa kebijakan yang adaptif, dunia perhotelan bisa terus terpuruk dalam waktu dekat.

Sumber: beritasatu.com
Editor: Dardani