Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mengurangi Polusi dalam Gedung di Perkotaan
Oleh : dd/hc
Kamis | 08-11-2012 | 11:49 WIB

BATAM, batamtoday - Penelitian Concordia University menemukan cara baru kurangi polusi dalam gedung di perkotaan.


Saat ini, karena keterbatasan lahan, pertumbuhan pemukiman di perkotaan mau tidak mau harus mengikuti pola vertikal. Akibatnya, semakin banyak gedung tinggi yang kita jumpai di perkotaan.

Tingginya pemakaian energi dari gedung-gedung ini menyebabkan mereka menjadi sumber polusi potensial. Cerobong asap yang diletakkan di atap-atap gedung terus menyebar racun dan emisi. Hasilnya kota menjadi lebih kotor dari yang kita perkirakan.

Hal ini terungkap dari berita yang dirilis oleh Concordia University awal November. Dua peneliti dari Concordia University, Ted Stathopoulos dan Bodhisatta Hajra berhasil menemukan solusi untuk masalah ini.

Dengan menganalisis arah dan jumlah polusi udara yang dibawa oleh angin dari satu bangunan ke bangunan di sekitarnya, mereka berhasil menciptakan panduan desain bangunan yang lebih ramah lingkungan untuk kota-kota modern.

Panduan ini melengkapi standar yang sudah disusun oleh American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers puluhan tahun yang lalu.

Dengan menggunakan lorong udara canggih (wind tunnel laboratory), para peneliti menciptakan konfigurasi model bangunan dengan bentuk dan ukuran bangunan yang berbeda.

Model dari gedung-gedung yang menimbulkan polusi ini kemudian ditempatkan pada lokasi yang searah dengan arah angin untuk menemukan bangunan apa saja yang menghasilkan polusi (polluters) dan siapa yang tercemari (polluted).

Model ini memungkinkan peneliti untuk mengetahui seberapa banyak polusi yang diserap oleh bangunan yang searah dengan arah angin (downwind) dan letak bangunan yang paling banyak tercemari.

Penemuan mereka menunjukkan, penyebaran polusi dari satu gedung ke gedung yang lain, dipengaruhi oleh tinggi dan jarak antar gedung. Sehingga saat membangun gedung baru para arsitek dan insinyur bisa menganalisis kembali kedua faktor ini.

Para peneliti memberikan tiga panduan arus masuk dan keluar udara guna mengurangi polusi udara yang disebar oleh angin.

Aturan pertama, saluran masuk udara pada gedung penghasil polusi, harus diletakkan berlawanan dengan arah angin dan lebih dekat dengan tanah. Kedua, pada bangunan yang lebih rendah dari bangunan yang menghasilkan polusi, saluran udara masuk tidak boleh ditempatkan pada atap gedung. Terakhir, polusi udara dan potensi pencemaran dari satu gedung ke gedung lain bisa dikurangi dengan menambah jarak antara gedung.

Walaupun pengaturan ini tidak mengurangi jumlah polusi luar ruang, namun strategi ini bisa mengurangi jumlah polusi udara yang bersirkulasi di dalam gedung.