Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perlindungan Nelayan di Indonesia Masih Rendah
Oleh : hz/dd
Kamis | 08-11-2012 | 10:54 WIB
hatta_radjasa.jpg Honda-Batam
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa.

BATAM, batamtoday - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa secara resmi membuka Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) ke-6 yang diselenggarakan di Planet Holiday, Rabu (7/11/2012) kemarin.


Dalam kata sambutannya, Hatta berjanji akan berjanji membahas hasil Munas HNSI kedalam rapat koordinasi Rakor Pangan tingkat pusat, sebab dia menilai pembahasan yang dilaksanakan HNSI sejalan dengan konsep pembangunan ekonomi saat ini.

Langkah tersebut antara lain menitikberatkan pada sektor kemaritiman, pembangunan infrasuktur bidang kelautan seperti menambah pelabuhan dan armada kapal dan bantuan kepada nelayan di Indonesia.

"Selain itu ada program pembangunan rumah murah yang diberikan kepada nelayan sehingga nelayan bisa sejahtera seperti masyarakat lainnya," kata Hatta.

Tujuan utama dari konsep ini, tambah Hatta, dengan meletakkan sektor maritim sebagai pilar utama pembangunan negara Indonesi, sebab sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan.

Senada dengan disampaikan Ketua Umum DPP HNSI, H Yussuf Solichien Mardiningrat yang mengatakan bahwa wilayah Indonesia yang didominasi oleh lautan ini, seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kepada para nelayan.

"Perlindungan terhadap nelayan di Indonesia masih sangat rendah, sebab banyak kejadian di lapangan para nelayan ini ditangkap oleh aparat keamanan di laut," ujarnya.

Yussuf menambahkan, terlebih dalam beberapa kasus seringkali nelayan menjadi bulan-bulanan aparat. Padahal keberadaan terhadap nelayan ini sudah diatur di dalam Perpres namun dalam prakteknya semua itu belum berjalan secara maksimal.

Diakhir acara, Hatta sempat memberikan keterangan pers terhadap wartawan terkait permasalahan di bidang perekonomian yang ada di Batam dan Kepri, namun ketika para wartawan ingin mempertanyakan tentang kepastian investasi di Batam, salah satunya masalah Blue Bird, Hatta tak sempat menjawab pertanyaan wartawan karena ketatnya protokoler yang bertugas.