Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Putin Sebut Pussy Riot Tak Seharusnya Ditahan
Oleh : dd/rs
Selasa | 06-11-2012 | 11:03 WIB
Pussy_Riot_360.jpg Honda-Batam
Pussy Riot.

MOSKOW, batamtoday - Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev menentang perbuatan yang dilakukan oleh band punk Pussy Riot, namun Perdana Menteri yang dikenal dekat dengan Vladimir Putin tersebut sangat menyayangkan terjadinya insiden penahanan band tersebut. 


Seperti dilansir NME, perdana menteri kelahiran 1965 ini menilai hukuman yang dijatuhkan kepada Pussy Riot terlalu berat. Dmitry Medvedev bersikeras bahwa mereka tidak seharusnya dikirim ke penjara.

Pada awal September lalu, Medvedev mengatakan bahwa para anggota band punk tersebut harus dibebaskan dan hukuman penjara dua tahun yang mereka terima tidak adil karena hanya menggelar konser anti-Putin di gereja katedral ternama di Moskow. 

Dari tiga personel Pussy Riot, hanya ada satu nama, Yekaterina Samutsevich yang dibebaskan oleh pihak berwajib, sedangkan dua anggota band yang tersisa telah dipisahkan dan dikirim ke kamp penjara yang jauh dari keluarga mereka.

Kondisi di kamp-kamp yang mereka singgahi dilaporkan sangat mengkhawatirkan. Mengetahui laporan tersebut, sang perdana menteri mencoba memperjuangkan agar personel Pussy Riot lainnya dapat dibebaskan.

"Memang mereka adalah figur yang tak menyenangkan dan memprovokasi hal negatif. Namun bila saya menjadi hakim, saya tidak akan mengirimkan mereka ke penjara. Menurut saya penahanan tersebut tidak membuat hal ini benar," ujar pria kelahiran kota St. Petersburg tersebut.