Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

ISNU Dorong Pemerintah Perkuat Posisi Geopolitik
Oleh : si
Senin | 05-11-2012 | 19:35 WIB
ali-masykur-musa.jpg Honda-Batam

Ketua Umum PP ISNU

JAKARTA, batamtoday - Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di antara Benua Asia dan Australia,  serta di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, menempatkan Indonesia sebagai negara penting bagi negara lain dari berbagai kawasan.



Selain wilayah daratan yang mengandung kekayaan alam yang melimpah di sektor pertanian, perkebunan, dan pertambangan, wilayah perairan Indonesia juga sangat strategis karena posisinya sebagai  lalu lintas perdagangan dunia.

“Laut Indonesia bukan hanya menyimpan potensi ekonomi yang luar biasa, tetapi juga penyangga ekologi, militer dan pertahanan, serta transportasi dan perdagangan internasional. Karena itu, pemerintah Indonesia harus mampu membaca potensi dan daya tawar Indonesia serta memperkuat posisinya dalam percaturan geopolitik dunia yang berubah,” tandas Ali Masykur Musa Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) dalam diskusi geopolitik dan diplomasi luar negeri di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya 164 Jakarta, Senin, (5/11/2012) bersama Eddy Prasetyono (UI), Mayjend Abdul Chasib (Lemhanas), dan Mayjend Agus Suryabakti (BNPT).

Menurut Ali, sekurang-kurangnya ada dua faktor yang mengharuskan Indonesia menata ulang posisinya agar lebih kuat dan mantap di panggung dunia. Pertama, geopolitik dunia tengah berubah, yang ditandai oleh pergeseran pusat kekuatan ekonomi dan pertahanan dunia dari Atlantik ke Pasifik. Setelah Amerika dihantam krisis —yang hingga kini belum sepenuhnya pulih—kemudian disusul dengan gelombang panjang resesi di Eropa, Asia tampil sebagai kekuatan ekonomi yang menjanjikan.

Oleh sebab itu, lanjut Ali, negara-negara besar seperti Amerika kini memberi perhatian lebih kepada perkembangan di Asia Pasifik. Dalam kunjungan Presiden Obama ke Australia terkait penempatan marinir di Darwin, dia menyatakan bahwa prioritas utama pemerintahan AS adalah Asia Pasifik.

Pernyataan ini diperkuat oleh Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, yang menegaskan bahwa AS akan menempatkan 60% armada militer di Asia Pasifik dan secara bertahap akan menggesar fokus penempatan kekuatan militer dari Atlantik ke Pasifik.

Dengan demikian kata Ali Masykur, dalam konstelasi dunia yang berubah ini, negara-negara di Asia Pasifik seperti  China, Jepang, India, Australia, dan Indonesia memiliki posisi sangat strategis. Indonesia sendiri kini tengah mendapat sorotan dunia karena ekonominya terus bertumbuh di atas 6 persen setiap tahun dan diperkirakan akan menjadi The Next Economic Superpowers pada 2030 bersama China, India, dan Korea Selatan.

Kedua, Indonesia mempunyai potensi kelautan yang luar biasa yang penting secara geopolitik dan ekonomi. Secara geopolitik, Indonesia mempunyai alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) yang sangat strategis karena sekitar 40% perdagangan dunia melalui selat dan perairan Nusantara.

Selat Malaka yang menghubungkan pulau Sumatera dan Semenanjung Malaysia, misalnya, merupakan jalur perairan tersibuk di dunia setelah Selat Hormuz di Teluk Persia. Banyak negara yang menggantungkan APBN dan ekspor-impornya dari perairan Indonesia seperti Australia, Singapura, Jepang, dan China. Sekitar 80-85% APBN Australia dan Singapura bergantung pada lalu lintas transportasi di perairan Indonesia.

Jepang dan China menggantungkan 80 persen pasokan energinya dari Timur Tengah melalui Selat Malaka. Secara ekonomi, Indonesia mempunyai potensi keluatan yang sangat besar yang belum dikembangkan secara optimal. Baru sekitar 23,42 persen dari potensi kekayaan laut yang dimanfaatkan.

Pada tahun 2011, sektor kelautan dan perikanan hanya menyumbang Rp146,63 miliar pendapatan negara bukan pajak (PNBP), padahal potensi ekonominya mencapai 171 miliar dollar AS atau setara dengan Rp1.624 triliun per tahun dan bisa digenjot hingga Rp3.000 triliun per tahun dengan teknologi yang canggih.

Karena itu, Ali Masykur menyarankan, Indonesia harus memanfaatkan potensi kelautannya baik secara geopolitik, ekonomi, dan pertahanan untuk meningkatkan pengaruh dan daya tawar Indonesia di mata dunia.

Dalam menyongsong kebangkitan Indonesia sebagai salah satu kandidat kekuatan ekonomi dunia dalam dua dekade ke depan, menurut Ali,  pemerintah harus merombak paradigma pembangunan yang mengarusutamakan ekonomi dan pertahanan maritim sebagai tulang punggung pembangunan nasional.