Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Alami Retak Kaki, Rita Tinggalkan RSUD Embung Fatimah
Oleh : kli/dd
Rabu | 31-10-2012 | 16:42 WIB
rita-bunuh-diri-gagal.gif Honda-Batam
Rita saat menjalani perawatan di RSUD Batam.

BATAM, batamtoday - Rita Widiya (20) wanita yang nekad terjun dari jembatan 1 Barelang, kemarin sudah pulang dari RSUD Embung Fatimah, Batam dijemput oleh keluarga rekannya. Menurut tim medis, Rita mengalami retak tulang kaki bagian kanan.


"Pasien itu (Rita-red.) sudah pulang, kemarin malam. Keluarga rekannya datang untuk menjemput, dan katanya mau dirawat di rumah," kata seorang petugas medis di UGD, Rabu (31/10/2012) sore.

Diberitakan sebelumnya, wanita asal Lampung ini diketahui nekad terjun dari jembatan 1 Barelang lantaran bosan hidup. Adapun alasan bosan hidup karena kurang kasih sayang dari kedua orang tua. Memang, kedua orang tuanya lima tahun silam sudah bercerai, Rita dan satu orang saudaranya dibesarkan oleh neneknya.

"Saya sudah bosan hidup. Masalah keluarga ini tak sanggup lagi saya terima. Orang tua tak pernah memberikan kasih sayang," kata wanita yang bekerja di sebuah konter jam di Nagoya Hill.

Disinggung penyebab lain, wanita berkulit putih itu mengaku murni karena masalah keluarga dan karena kurang mendapat kasih sayang. Aksi nekat itu dilakukannya tanpa pernah cerita terhadap siapapun baik rekan maupun keluarganya yang lain.

"Tak ada mas, hanya masalah keluarga saja. Saya pun sudah bosan hidup," katanya lagi.

Sebelum terjun bebas itu dilakukan, kata Rita pada Senin (29/10/2012) sekitar pukul 21.00 WIB, dia bersama teman lamnya, Heri berangkat dari Nagoya Hill ke Jembatan 1 Barelang. Sebelum jembatan 1, mereka bedua masih sempat makan malam di salah satu warung dekat jembatan.

"Sekita pukul 00.00 WIB, Heri ngajak pulang, tapi saya tolak. Saya langsung pergi ke tepi jembatan, sementara Heri tidak saya perbolehkan untuk mendekat. Dan akhirnya saya lompat untuk bunuh diri," jelasnya.

Karena aksi bunuh diri itu tak berhasil, dia berenang ke tengah lautan dan saat itu juga ditemukan oleh nelayan pulau akan.

"Setelah terjun ke air, saya bingung karena masih hidup. Akhirnya saya berenang ke tengah lautan tanpa arah dan diselamatkan oleh perahu nelayan," tutupnya.