Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Memaksimalkan Manfaat Efisiensi Energi
Oleh : dd/hc
Selasa | 30-10-2012 | 10:38 WIB

BATAM, batamtoday - Menciptakan mobil, bangunan dan peralatan rumah tangga yang hemat energi penting untuk mitigasi perubahan iklim.


Hal ini terungkap dari hasil penelitian terbaru berjudul “Marginalization of end-use technologies in energy innovation for climate protection” yang disusun oleh Tyndall Centre for Climate Change Research dari University of East Anglia (UEA) yang dirilis Jum’at lalu (26/10/2012).

Laporan yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change ini menyatakan, dunia saat ini lebih banyak mengembangkan teknologi energi – seperti teknologi pembangkit listrik baru – ketimbang teknologi efisiensi energi.

Padahal produk-produk yang hemat energi berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar dan memberikan imbal hasil investasi yang maksimal.

Ketimpangan pengembangan teknologi inilah yang menurut para peneliti harus segera diatasi guna mengatasi dampak perubahan iklim.

Dr Charlie Wilson, ilmuwan dari Tyndall Centre for Climate Change Research dan rekan peneliti di International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA), memimpin penelitian ini dengan tim yang beranggotakan ilmuwan dari Amerika Serikat dan Austria.

Menurut mereka, saat ini, sumber daya, kebijakan dan aksi inovasi institusi publik lebih banyak digunakan untuk mengembangkan teknologi energi. Sementara pengembangan teknologi efisiensi energi pada produk (end-user) jauh ketinggalan. Padahal, manfaat teknologi efisiensi ini jauh lebih besar.

“Sekitar dua pertiga inovasi saat ini diarahkan untuk mengembangkan teknologi sumber pasokan energi. Walau upaya ini penting, namun ketimpangan inovasi ini harus segera di atasi,” ujar Dr Wilson. “Menciptakan produk yang efisien dalam menggunakan energi terbukti paling efektif mengatasi perubahan iklim.”

Dengan membandingkan potensi efisiensi energi pada level produksi dan konsumsi, para peneliti menyimpulkan, potensi efisiensi dari konsumsi energi (end-use) jauh lebih besar dibanding potensi efisiensi pada level produksi.

Efisiensi energi dari konsumsi (end-use) selain menghemat biaya juga memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan. Emisi yang bisa dikurangi juga lebih besar, sehingga membantu upaya mitigasi perubahan iklim dan pemanasan global.

Namun investasi untuk mengembangkan teknologi dan produk yang hemat energi sangat kurang. Data International Energy Agency (IEA) menyebutkan, dana yang dialokasikan untuk penelitian dan pengembangan teknologi hemat energi hanya mencapai US$ 38 miliar dalam periode 1974–2008.

“Angka ini masih jauh di bawah dana untuk satu penelitian fusi nuklir yang mencapai US$41 miliar yang masih belum jelas kontribusinya terhadap pengurangan emisi karbon,” ujar Prof Grubler yang turut membantu penelitian ini.

Sementara itu subsidi untuk bahan bakar fosil diperkirakan mencapai US$ 500 miliar jauh melampaui dana inovasi untuk pengembangan energi selain bahan bakar fosil yang mencapai US$ 160 miliar.

Dr Wilson menyatakan, teknologi efisiensi energi seringkali terlupakan tenggelam dalam kemeriahan pengembangan teknologi ramah lingkungan baru seperti panel surya dan turbin angin.

“Pengembangan teknologi bahan bakar fosil, nuklir, tenaga surya dan angin memeroleh dukungan politik, organisasi dan pasar yang sangat besar. Namun inovasi di efisiensi energi memiliki potensi lebih besar baik secara sosial maupun investasi,” ujar Wilson.