Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menkes Ajak Perempuan Indonesia Tak Ragu Lakukan Deteksi Dini Kanker Payudara
Oleh : Redaksi
Rabu | 11-12-2024 | 11:24 WIB
Menkes-Budi2.jpg Honda-Batam
Menkes Budi Gunadi Sadikin, saat mengunjungi RSUD Bahteramas, Sulawesi Tenggara. (Foto: Kemenkes)

BATAMTODAY.COM, Kendari - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, mengunjungi RSUD Bahteramas, Sulawesi Tenggara, untuk meninjau alat kesehatan yang diperoleh rumah sakit tersebut melalui program Strengthening Indonesia's HealthCare Referral Network (SIHREN).

Dalam kunjungan tersebut, Menkes Budi fokus pada fungsi alat mamografi yang diberikan Kemenkes pada 2023, yang bertujuan untuk mendukung deteksi dini kanker payudara.

"Kanker payudara masih menjadi penyebab kematian tertinggi pada perempuan Indonesia. Salah satu alasan tingginya angka kematian adalah terlambatnya deteksi, seringkali sudah pada stadium tiga atau empat. Padahal, jika dideteksi sejak dini, pada stadium satu atau dua, tingkat kelangsungan hidupnya jauh lebih tinggi dengan teknologi yang ada sekarang," ujar Menkes Budi, Sabtu (7/12/2024), demikian dikutip laman Kemenkes.

Menkes Budi juga menekankan pentingnya deteksi dini dan meminta agar perempuan tidak ragu untuk memeriksakan diri. Ia menambahkan bahwa skrining kanker payudara akan menjadi bagian dari program kesehatan nasional, terutama untuk perempuan usia di atas 40 tahun.

"Program skrining kanker payudara ini adalah hadiah ulang tahun dari Pak Presiden untuk perempuan Indonesia. Mamografi akan dimasukkan sebagai bagian dari skrining untuk perempuan yang berisiko, khususnya usia di atas 40 tahun," ungkap Menkes Budi.

Dalam kesempatan tersebut, Menkes Budi berbincang dengan Ni Kadek Mulyati, seorang penyintas kanker payudara, yang berbagi pengalamannya tentang pentingnya deteksi dini. Menkes Budi menjelaskan bahwa deteksi kanker payudara bisa dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas menggunakan USG.

"Saya sudah berkoordinasi dengan kolegium untuk meningkatkan kompetensi dokter umum agar USG yang ada di puskesmas tidak hanya digunakan untuk memeriksa kehamilan, tetapi juga untuk skrining kanker payudara," ujar Menkes Budi.

Jika ada indikasi kanker payudara, pasien dapat dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut, seperti biopsi, guna mengetahui stadium kanker. Menkes Budi juga menyoroti kekhawatiran banyak perempuan terhadap hasil pemeriksaan yang mungkin buruk.

"Banyak yang takut memeriksakan diri karena khawatir dengan hasilnya. Padahal, mengetahui kanker sejak stadium satu jauh lebih baik daripada menunggu sampai stadium tiga," tambah Menkes Budi.

Senada dengan Menkes Budi, Ni Kadek Mulyati mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk tidak menunda melakukan pemeriksaan kanker payudara. "Mari kita periksakan diri sedini mungkin untuk mengetahui apakah ada penyakit yang mungkin belum kita sadari," ajak Ni Kadek.

Di RSUD Bahteramas, alat mamografi yang diterima melalui dana SIHREN sudah digunakan untuk berbagai pemeriksaan kanker payudara, termasuk untuk pasien medical check-up. "Kami telah melakukan mamografi pada enam pasien dalam program medical check-up, dan hasilnya semuanya normal," kata dr Albertus Varera, salah satu penerima manfaat alat mamografi di RSUD Bahteramas.

Dengan adanya alat mamografi dan upaya peningkatan skrining kanker payudara, Kementerian Kesehatan berharap dapat menurunkan angka kematian akibat kanker payudara di Indonesia melalui deteksi dini yang lebih luas dan pemeriksaan yang lebih terjangkau bagi masyarakat.

Editor: Gokli