Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Merajut Kembali Semangat Sumpah Pemuda
Oleh : opn/dd
Sabtu | 27-10-2012 | 12:10 WIB

Oleh: Aripianto

HARI SUMPAH PEMUDA merupakan suatu makna yang tak terlepas dengan peran aktif pemuda. Makna Sumpah Pemuda merupakan peran pemuda di Indonesia. Sumpah Pemuda harus dilestarikan dalam jiwa pemuda saat ini, maupun masa yang akan datang. Sebagai generasi muda, kita jangan bertanya apa yang telah diberikan negara kepada pemuda, namun sebaliknya sebagai pemuda harus bertanya dalam hati apa yang telah diberikan kepada negara Indonesia.


Seluruh komponen pemuda sudah seharusnya kembali membangun semangat kebersamaan dan persatuan yang sudah terbentuk sejak 1928. Jangan malah sebaliknya, menciderai semangat Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober. Jadikan semangat ini sebagai pendorong lajunya pembangunan serta kalangan pemuda dapat memposisikan dirinya sebagai karakter diri yang profesional di bidangnya masing-masing. Dengan adanya sikap profesionalisme disertai semangat kepemudaan, maka kita akan mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa di mata negara lain.

Dalam catatan sejarah perjalanan bangsa ini, menempatkan peran pemuda senantiasa menjadi pilar dan motor untuk mencapai kemerdekaan dan kemajuan bangsa. Di mulai dari Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, hingga saat ini pada masa reformasi, pemuda yang merupakan tokoh intelektual bangsa senantiasa memberikan pemikiran dan pergerakan demi kedaulatan bangsa.

Dalam perkembangan zaman pada era globalisasi ini, pemuda dituntut untuk memainkan perannya dalam mengisi kemerdekaan, baik sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Selain itu, pemuda juga diharapkan dapat bertanggung jawab  untuk tetap bisa menjaga Pancasila, keutuhan NKRI, dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Realitas Pemuda
Muhammad Hatta mengatakan, "Pemuda bagai mendayung di antara dua karang." Mereka memiliki cita-cita dan mereka menerima sebuah tantangan. Pemuda kini menerima tantangan yang lebih kompleks. Kompleksitas yang besar dibanding tantangan pemuda masa lalu, akibat perkembangan zaman yang semakin membiak, dari segi teknologi dan peradaban. Tantangan yang membutuhkan respon yang cepat dan tanggap. Tidak itu saja, jika mereka tidak bisa seperti karang, maka mereka terhembas ombak. Jika mereka tak bisa seperti layang-layang, mereka akan terhembas didera sang angin.

Mampu menyesuaikan diri, memiliki komitmen yang tinggi dan mampu mengatasi terhadap dampak negatif dari perkembangan kemajuan iptek dewasa ini, karena dengan begitu canggihnya arus informasi akan memberikan added value bagi suatu bangsa tetapi harus diantisipasi dampak negatif dari era globalisasi yang membuat antar manusia sebagai warga dunia menjadi dekat dengan adanya internet.

Menurut ahli informasi Indonesia, bahwa arus informasi yang bernuansa negatif lewat dunia maya setiap harinya harinya-hampir 2.000-an tetapi yang positif hanya sekitar 600-an. Dari perkembangan ini berarti para pemuda harus dapat mengantisipasi dampak negatif dari kemajuan iptek ini agar para pemuda memilki prinsip yang kuat sebagai bangsa Indonesia dengan memiliki karakter, sehingga tidak sampai terombang-ambing. Apabila tidak memilki karakter yang kuat, maka justru para pemuda akan dapat dininabobokan dengan nilai informasi yang ada sehingga akan dapat membuat mental pemuda Indonesia menjadi rapuh dan dapat dikuasai oleh negara lain.

Di Kompas.com 17 Agustus 2012, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengatakan, "Saat ini tantangan pemuda tidak kalah berat dengan pemuda pada masa kemerdekaan. Hanya saja , kata Menpora, perjuangannya disesuaikan dengan kondisi saat ini. Tantangan saat ini adalah mengisi kemerdekaan," kata Menpora usai upacara HUT Kemerdekaan RI ke-67 di halaman Kementerian Pemuda dan Olahraga, di Jakarta.

Misalnya saja, Indonesia akan menghadapi ASEAN Community (Masyarakat ASEAN). Pada saat Masyarakat ASEAN diterapkan, maka arus barang, jasa dan orang akan semakin lancar di antara negara ASEAN. Jika saat ini pemuda hanya bersaing di dalam negeri, para pemuda Indonesia akan bersaing dengan rekan mereka dari negara ASEAN lainnya. Untuk itu, pemuda Indonesia harus mampu bersaing dan tidak boleh kalah. Jika kalah, maka akan banyak produk-produk negara tetangga yang masuk Indonesia, demikian juga tenaga kerja dari negara tetangga akan masuk. Ini tantangan ke depan. Anak muda Indonesia harus siap menghadapi tantangan itu.

Semangat Sumpah  Pemuda Vs Tantangan Zaman 
Melihat realitas kepemudaan masa kini, banyak pihak yang meragukan eksistensi pemuda kini dan masa depan. Kecemasan dan kegelisahan ini terkait dengan melemahnya kiprah dan kontribusi pemuda dalam pembangunan. Makna Sumpah Pemuda tak lagi dijadikan pertanggungjawaban pemuda dalam mengisi pembangunan, tetapi hiasan sejarah yang kering akan makna.

Selayaknya spirit Sumpah Pemuda dipahami sebagai konsep dasar jati diri pemuda yang pada setiap zaman memiliki tuntutan dan tantangan tersendiri. Reaktualisasi nilai-nilai Sumpah Pemuda akan terus diuji oleh kompleksitas dan tantangan zaman. Spirit Sumpah Pemuda bukan sesuatu yang bersifat statis, melainkan dinamis dan dialektis. Oleh sebab itu, reinterpretasi dan reaktualisasi semangat Sumpah Pemuda merupakan suatu keniscayaan. 

Pragmatisme pemuda era sekarang telah menjebak pemuda dalam pusaran tiada akhir dan menumpulkan idealisme. Sumpah yang membuktikan betapa besar semangat pemuda Nusantara untuk bersatu dalam satu kesatuan, satu pemerintahan, satu wilayah, yaitu NKRI. Peringatan Sumpah Pemuda penting agar kita diingatkan kembali bahwa sumpah suci itu bukanlah sesuatu yang lantas memanjakan kaum muda dan membuat pemuda terninabobokan dengan kebesaran sejarahnya.

Setidaknya Sumpah Pemuda menjadi pijakan bagi kaum muda agar turut berpartisipasi dalam pembangunan. Menurut Imam Al-Ghazali, bahwa pemuda jangan memiliki suatu kebangaan karena mendapatkan fasilitas dari orang lain, tetapi harus memiliki suatu kebangaan berkat hasil usaha sendiri. Dengan demikian, pemuda yang merupakan tunas harapan bangsa memiliki prinsip keyakinan yang kuat dengan penuh pendirian akan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri agar jangan tergoda oleh setiap ganguan yang akan menghambat keberhasilan.

Bagi bangsa kita, perkembangan pendidikan yang mengembangkan kepribadian yang bercirikan kebangsaan yaitu pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaran dan hasil penddikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia. Dengan memiliki karakter atau watak yang bercirikan ke Indonesian, maka para pemuda sebagai generasi penerus pemegang tampuk pemerintahaan di masa yang akan datang sudah terpatri dalam jiwa dan raganya untuk mencapai sikap dan perilaku yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dan memiliki jiwa nasionalisme dan rasa kebangsaan yang tinggi untuk mewujudkan cita-cita luhur perjuangan para the founding father bangsa Indonesia.

Akhirnya, setiap pemuda Indonesia harus memilki sikap dalam dirinya untuk memajukan negaranya. Meminjam ungkapkan oleh Jhon F. Kennedy, "Ask not what your country can do for you. But ask what you can do for your country,” yang bermakna jangan tanya apa yang tanah airmu dapat memberikan kepadamu, tetapi tanyakanlah apa yang dapat kamu berikan kepada tanah airmu.

Bung Karno pernah berkata, "Beri aku 1000 orang tua, akan aku cabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 orang pemuda, akan aku goncangkan dunia.” Dan Pada saatnya nanti, para pemuda harus siap menerima estafet kepemimpinan pada masa depan. Masa depan gemilang yang penuh perubahan. Semoga semangat Sumpah Pemuda masih bergelora di dada pemuda. Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2012.

Penulis adalah Wakabid Litbang dan Infokom DPC GMNI Pekanbaru dan Mahasiswa PPKn FKIP Universitas Riau.