Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kemenkes Anjurkan Skrining Kesehatan Jiwa Tahunan untuk Semua Usia
Oleh : Redaksi
Senin | 28-10-2024 | 09:44 WIB
kes-jiwa.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Kesehatan RI mendorong masyarakat untuk melakukan skrining kesehatan jiwa setidaknya satu kali dalam setahun guna mendeteksi dini potensi gangguan mental. Deteksi dini ini memungkinkan penanganan yang lebih cepat dan tepat jika ditemukan tanda-tanda gangguan jiwa.

Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, dr Imran Pambudi, menjelaskan skrining ini ditujukan untuk seluruh kelompok masyarakat, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia, dan dapat dilakukan lebih dari sekali jika diperlukan.

"Skrining kesehatan jiwa mencakup seluruh siklus kehidupan, mulai dari ibu hamil, nifas, anak, remaja, dewasa, hingga lansia," ungkap Imran dalam keterangannya di Jakarta, demikian dikutip laman Kemenkes, Jumat (25/10/2024).

Ia menambahkan, individu dengan risiko tinggi, seperti penderita penyakit kronis, dianjurkan untuk melakukan skrining tahunan atau lebih sering jika ada indikasi. Bagi ibu hamil, skrining dianjurkan hingga tiga kali, yaitu dua kali selama masa kehamilan dan sekali di masa nifas.

Layanan skrining kesehatan jiwa sudah dapat diakses di puskesmas-puskesmas di seluruh Indonesia, baik di kota besar maupun di wilayah terpencil. "Semua puskesmas, tanpa terkecuali, diharapkan dapat melaksanakan skrining ini," tutur Imran.

Digitalisasi dan Pelatihan Tenaga Kesehatan untuk Mendukung Skrining

Untuk memperluas akses, Kemenkes telah menyediakan aplikasi digital skrining kesehatan jiwa, yaitu Sistem Informasi Kesehatan Jiwa (SIMKESWA) dan SATUSEHAT Mobile, yang memungkinkan masyarakat melakukan skrining secara online. SIMKESWA mengumpulkan dan mengolah informasi terkait kesehatan jiwa untuk mendukung perencanaan dan evaluasi program.

Kemenkes juga melatih tenaga kesehatan untuk melaksanakan skrining dan memberikan tindak lanjut hasilnya sesuai tahapan usia. Pada Juli 2024, pelatihan diadakan secara hybrid melalui Learning Management System (LMS), diikuti oleh 3.000 tenaga kesehatan dari 38 provinsi.

Selain itu, pemerintah mengalokasikan dana dekonsentrasi di 32 provinsi guna mendukung pelaksanaan skrining di kabupaten/kota serta sosialisasi untuk pekerja perkantoran di 15 kementerian. Di Manado, Sulawesi Utara, skrining telah diuji coba dalam program Integrasi Layanan Primer (ILP).

"Dengan pelaksanaan skrining yang merata di seluruh Indonesia dan dukungan lintas sektor, Kemenkes berharap masyarakat semakin sadar pentingnya kesehatan jiwa, sehingga bisa mendapatkan penanganan lebih dini dan efektif," ujar Imran, menutup pernyataannya.

Editor: Gokli