Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mediasi Sengketa Lahan Suciati, PT BMW dan BRI di Desa Ekang Anculai Belum Capai Titik Terang
Oleh : Harjo
Senin | 14-10-2024 | 14:04 WIB
Rusak-Lahan.jpg Honda-Batam
Pihak PT BMW mengambil paksa tanaman di lahan milik Suciati di Desa Ekang Anculai, Kabupaten Bintan, beberapa waktu lalu. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Mediasi terkait sengketa lahan di Desa Ekang Anculai, Kecamatan Teluk Sebong, antara Suciati, PT Buana Mega Wisatama (BMW), dan pihak BRI, masih belum menemukan solusi meski sudah beberapa kali dilakukan pertemuan.

Lahan yang diklaim oleh Suciati berdasarkan surat alashak yang terdaftar di desa setempat, dianggap sebagai milik PT BMW yang berada di bawah naungan Salim Group.

Camat Teluk Sebong, Julpri Ardani, mengungkapkan kepada BATAMTODAY.COM, bahwa mediasi yang digelar di Kantor Camat pada Senin (14/10/2024) belum membuahkan hasil karena masih menunggu tanggapan dari pihak BRI. "Walaupun semua pihak hadir, solusi masih belum tercapai karena pihak BRI belum merespon terkait permintaan Sundoyo alias Sondong, suami dari Suciati," jelas Julpri.

Mediasi tersebut dihadiri perwakilan dari PT BMW, BRI Tanjunguban, Kepala Desa Ekang Anculai, kepolisian, serta Mustika Ajie, pemilik lahan sebelum dijual kepada Suciati melalui perantara BRI. Mustika Ajie menjual lahan tersebut saat mengalami kredit macet, yang kemudian dioperkan kepada Suciati pada 2009.

Sondong, suami Suciati, menegaskan mereka memiliki dasar hukum yang kuat untuk mengelola lahan tersebut. "Kami membeli lahan ini dari Mustika Ajie dengan perantara BRI. Surat atas nama Mustika Ajie diterbitkan pada 2006, dan dioperkan kepada Suciati pada 2009. Ini sah menurut hukum, namun PT BMW berkali-kali merusak lahan kami," katanya.

Menurut Sondong, PT BMW telah beberapa kali merusak dan mengambil tanaman dari lahan yang sedang mereka kelola. Ia menyayangkan tindakan PT BMW yang dianggap sewenang-wenang dan tidak menghargai surat resmi yang diterbitkan pemerintah.

"Setelah mediasi sebelumnya, sudah disepakati bahwa lahan ini tidak akan diolah hingga ada keputusan. Tapi tanaman kami tetap dicabut diam-diam saat kami tidak ada di lokasi. Apakah PT BMW memiliki aturan sendiri di luar ketetapan pemerintah?" imbuhnya, dengan nada kesal.

Sondong berharap agar aparat penegak hukum dan pemerintah segera turun tangan dan tidak hanya menunggu dalam menangani kasus ini. Ia ingin permasalahan ini diselesaikan secara baik dan adil, tanpa ada kesewenang-wenangan dari pihak manapun.

Editor: Gokli