Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perpat Desak Zulhendri Dicopot dari Kadishub
Oleh : ypn/dd
Kamis | 18-10-2012 | 16:27 WIB
demo-lahan-parkir.jpg Honda-Batam
Massa Perpat saat berdemo di Kantor Walikota Batam. (foto:Berton/btd)

BATAM, batamtoday - Ratusan massa anggota Persatuan Pemuda Tempatan (Perpat) Kota Batam berunjuk rasa di Kantor Walikota Batam mendesak Kepala Dinas Pehubungan Zulhendri dicopot dari jabatannya.


Massa Perpat menggeruduk Kantor Wali Kota Batam di Jalan Engku Putri sekitar pukul 10.16 WIB, setelah sebelumnya berkonvoi dengan mobil dan motor dari kawasan Pasir Putih, Batam Center, Kamis (18/10/2012).

Setelah tiba di Kantor walikota, sejumlah koordinator aksi langsung menggelar orasi menyampaikan tuntutan-tuntannya dengan pengeras suara.

Kehadiran mereka di sana dihadang pasukan anti huru-hara dari Polresta Barelang dengan jumlah yang hampir sama.

Kedua pihak saling berhadapan, massa Perpat berada di luar gerbang masuk kantor walikota dan pasukan anti huru-hara di dalam halaman gedung, keduanya dibatasi pagar kawat berduri yang sudah dipasang sejak sekitar pukul 08.00 WIB.

Selain memasang kawat berduri di hampir seluruh akses masuk Kantor Wali Kota, guna mengantisipasi kerusuhan, Polresta Barelang juga menurunkan satu unit truk water canon yang diparkir persis di depan pintu masuk utama menghadap ke arah demonstran.

Ketua Perpat Batam Uli Muliawan mengatakan, mereka berunjuk rasa untuk mempertanyakan kejelasan pengelolaan parkir di kota ini sehingga tidak membingungkan dan merugikan masyarakat.

Kemudian mereka meminta transparansi pemasukan uang retribusi parkir ke kas daerah yang selama ini diperoleh dari para juru parkir dan pengelola parkir khusus.

Dan terakhir, mereka mendesak Walikota Batam Ahmad Dahlan mencopot Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Zulhendri karena dituding tidak bekerja secara profesional dan banyak melakukan korupsi pendapatan parkir.

Meski para pendemo sudah menyampaikan tuntutan-tuntutannya selama sekitar setengah jam, namun tidak ada respon dari Pemko Batam.

Merasa diacuhkan, massa terlihat mulai tidak sabar, bahkan sejumlah koordinator lapangan (korlap) melontarkan desakan-desakan berkesan ancaman.

"Saya tidak menjamin kalau Wali Kota tidak turun, massa saya tidak anarkis," ujar salah seorang Korlap.

Sekitar pukul 10.46 WIB massa mulai menggoyang pagar kawat berduri sembari kembali menebar nada ancaman bahwa jika tuntutan-tuntutannya tidak dipenuhi maka mereka akan melaporkan Zulhendri ke KPK dan kejaksaan karena mereka merasa punya bukti-bukti.

Melihat gelagat mulai tidak kondusif, sekitar 10.55 WIB pasukan anti huru hara dengan peralatan lengkap bergerak maju menggantikan barisan polisi berpakaian dinas biasa.

Syukur, lima menit kemudian, Uli Muliawan dan Pembina Perpat Saparudin Muda keluar dari Kantor Walikota dan berdiri di hadapan massa untuk menenangkannya.

Kepada para pengunjuk rasa, Uli mengatakan, dirinya telah bertemu dengan Wakil Walikota Batam, Rudi, dan menyampaikan tuntutan-tuntutan tersebut.

Dan dalam pertemuan itu, katanya, Rudi berjanji akan segera menindaklanjutinya bersama dengan Walikota Batam Ahmad Dahlan.

Setelah menyampaikan hal itu, Uli kemudian mengarahkan massa ke Gedung Kejaksaan Negeri (Kejari) Batam untuk melanjutkan demo.

Namun, demo mereka di sana tidak berlangsung lama karena tidak mendapat respon dari Kepala Kejari Batam I Made Astiti Arjana.

Sebelum bubar, Uli mengatakan mereka akan mengerahkan massa hingga 10 ribu orang untuk kembali berunjuk rasa jika dalam seminggu ke depan tuntutan-tuntutan mereka tidak dipenuhi.