Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wakil Wali Kota Batam Janji Penuhi Tuntutan Peternak Lele dalam 7 Hari
Oleh : ypn/dd
Kamis | 18-10-2012 | 12:31 WIB
demo-para-pertenak-lele-1.gif Honda-Batam
Demo peternak lele menentang importasi ikan berkumis dari Malaysia.

BATAM, batamtoday - Wakil Wali Kota Batam berjanji paling lambat dalam tujuh hari akan memenuhi tuntutan para peternak lele yang berunjuk rasa ke Kantor Pemko dan DPRD Batam, Kamis (18/10/2012).


"Saya berjanji saya akan menyelesaikan masalah ini. Insya Allah seminggu akan saya selesaikan bersama Kapolresta, saya jaminannya," tegas Rudi, Wakil Wali Kota Batam saat menghadapi pendemo.

Dia menjelaskan, dia sudah mengetahui keinginan para peternak lele tersebut saat bertemu dengan perwakilan dari mereka beberapa hari lalu.

Namun saat itu, dia beralasan, para perwakilan menyampaikan aspirasi para peternak lele hanya secara lisan atau tidak secara tertulis. Karena itu dia belum dapat menindaklanjuti keinginan-keinginan para peternak lele.

"Sekarang saya sudah menerimanya secara tertulis sehingga bisa jadi pegangan saya menindaklanjutinya," kata Rudi.

Sebelumnya, seratusan peternak lele yang berunjuk rasa ke Kantor Wali Kota Batam menyerahkan kertas yang berisi tuntutan-tuntutannya kepada Rudi.

Ray Shandi, koordinator aksi mengungkapkan, mereka menuntut pemerintah kota menghentikan penyelundupan lele dari Malaysia ke Batam karena sejak Juni 2011 lalu pemerintah pusat sudah melarang importasi lele dari Negeri Jiran tersebut.

Kedua, mereka juga meminta kepada pemerintah kota dan pihak kepolisian untuk memproses secara hukum oknu-oknum dan pengusaha yang terlibat dalam penyelundupan lele dari Malaysia.

Dan terakhir, para peternak lele juga mendesak Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam mencopot Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan (KP2K) Kota Batam Suhartini karena dituding telah memanipulasi bantuan pakan ke para peternak.

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam pun ditenggat tujuh hari untuk mengakomodir tuntutan-tuntutan tersebut.

"Kalau tidak dipenuhi, kami akan turun dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi dan siap bentrok," ujar salah satu pendemo.

Ray Shandi mengatakan, para peternak lele di Kota Batam sudah ada sejak 1990 dan saat ini ada sekitar 2.000 peternak dengan sekitar 4.000 kolam dan ribuan keramba.

Saat ini para peternak lokal mampu memasok setidaknya delapan ton lele ke pasar setiap harinya.

Namun mereka tertekan karena kalah bersaing dengan lele asal Malaysia yang hargaya jauh lebih murah atau hanya Rp 9 ribu per kilogram di pasaran.

Para peternak lokal tidak sanggup menjual dengan harga hanya sebesar itu karena biaya pakan untuk satu kilogram lele saja sudah mencapai lebih dari Rp 12 ribu.