Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tolak Kecurangan Pemilu 2024, Ketua DPD PDIP Kepri Kantongi Bukti Percakapan dan Video
Oleh : Aldy Daeng
Kamis | 22-02-2024 | 20:00 WIB
Soerya1.jpg Honda-Batam
Ketua DPD PDI Perjuangan, Soerya Respationo (kanan). (Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ketua DPD PDI Perjuangan Soerya Respationo mengaku telah mengantongi bukti berupa percakapan maupun video terkait keterlibatan oknum atas dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Hal itu diungkapkan Soerya usai menyampaikan pernyataan sikap penolakan kecurangan pemilu 2024 di Kantor DPD PDI-P Provinsi Kepri, Kamis (22/2/2024) sore.

Soerya mengatakan, potensi kecurangan sudah mulai terlihat sejak dilakukan sosialisasi, kampanye, pencoblosan, hingga perhitungan suara di PPK.

"Saya ada bukti percakapan, video pun ada. Kalau tidak pilih ini akan dimutasi, kalau tidak pilih itu akan digeser," ungkap Soerya.

Pria yang akrab disapa Romo ini menjelaskan, semua bukti itu telah dikumpulkan dan disimpan untuk kepentingan atau langkah selanjutnya. Menurutnya, sebagai Ketua DPD PDIP Kepri, pihaknya tetap bersikap tegak lurus secara kepartaian.

"Kami tidak akan bertentangan apalagi koreksi DPP, kita tetap tegak lurus. Apa perintah disana kita akan laksanakan, bukti-bukti ini akan kita buka jika diperlukan nantinya," sebutnya.

Selama ini kata dia, pihaknya masih diam melihat banyaknya kecurangan yang terjadi. "Kami merasa tersinggung, kami diam dan sepi, kami dianggap tidak ada. Untuk itu kami akan lakukan sohk terapi, seluruh keluarga besar PDI-P akan bergerak mengawal pemilu yang jurdil," tegasnya.

Untuk membuktikan itu, Soerya kembali menegaskan, pihaknya akan terus melakukan pengawalan hasil suara yang didapat oleh PDIP, baik dari Caleg hingga suara presiden. Kali ini, semua akan berfokus pada perhitungan suara di 9 PPK di Kota Batam.

"Saya akan turun langsung berkeliling bersama Cak Nur (Ketua DPC PDI-P Batam). Kami ini ada, oleh sebab itu laksanakan pemilu sesuai dengan koridor yang berlaku," imbuhnya.

Ia juga menyesalkan adanya intimidasi kepada saksi PDI-P dilapangan, bahkan timnya mendapatkan informasi, adanya saksi yang mengaku dari PDI-P alias saksi palsu. Oleh sebab itu, pengawalan suara ini akan dilakukan hingga rapat pleno KPU.

"Banyak saksi asli dari kita tergeser oleh saksi palsu, saksi itu mengaku dari PDIP, ini susupan. Bahkan saksi Aspal ini intimidasi kita," sebutnya.

Editor: Yudha