Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mabes Polri Soroti Kepri sebagai Wilayah Transit Imigran Pencari Suaka
Oleh : ali/dd
Jum'at | 28-09-2012 | 18:03 WIB
saud_usman.jpg Honda-Batam
Waka Bareskrim Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution.

BATAM, batamtoday - Letak geografis di wilayah Kepulauan Riau (Kepri) yang strategis sebagai pintu utama dari berbagai negara tetangga, sehingga menjadi sasaran berbagai aksi kriminal. Wilayah hukum Polda Kepri merupakan salah satu dari sekian banyak kawasan di Indonesia yang menjadi sorotan utama Mabes Polri.


"Kepri merupakan pintu utama masuknya berbagai aksi kriminnal, salah satunya merupakan aksi people smuggling (penyelundupan manusia). Sedangkan NTT, NTB dan  Jawa Barat seperti Banten dan Pelabuhan Ratu merupakan pintu keluar menuju Australia," ujar Waka Bareskrim Mabes Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution kepada wartawan, Jumat (28/09/2012).

Sehingga, tambahnya, Polri sangat serius menangani kasus people smuggling. Hal ini dibuktikannya lewat penangan kasus tersebut dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 sebanyak 2.352 imigran gelap penncari suaka yang berhasil ditanggani. Dari jumlah ini, tambahnya Mabes Polri telah memproses tersangka atau pihak-pihak yang ikut serta dalam menyelundupkan manusia.

"Yang termasuk sebagai tersangka adalah orang yang menyuruh, membantu dan mengurus seluruh persiapan keberangkatan imigran gelap ini dari daerah asalnya menuju ke Australia," katanya.

Untuk tahun 2011 tercatat 2.470 imigran gelap yang berhasil ditanggani oleh Polri. Dari dari jumlah tersebut Polri sudah menahan sebanyak 78 tersangka. Sedangkan ditahun 2012, terhitung dari Januari hingga Agustus, terdapat 2.782 imigran gelap yang sudah berhasil ditangkap dengan jumlah tersangka sebanyak 24 orang.

Mengingat jumlah imigran gelap ini cukup tinggi masuk ke Indonesia sebagai wilayah transit, sehingga Usman meminta agar seluruh satgas di jajaran Polri termasuk Polda Kepri dapat mengantisipasi dan memberantas permasalahan imigran gelap ini.

"Dengan masuknya imigran gelap ini, maka akan membawa banyak permasalahan di negara kita ini. dan kita berharap juga agar seluruh negara yang berkaitan dengan permasalahan ini dapat bekerjasama dalam mengantisipasi dan menangani permasalahan imigran gelap ini," ujar Saud Usman kembali.

Selain itu, Saud Usman juga mengatakan setidaknya saat ini sebanyak 100 ribu lebih pencari suaka di Malaysia yang akan menuju Australia. Oleh krena itu, katanya, Kepri sebagai pintu gerbang utama yang berdekatan dengan Malaysia akan dijadikan negara transit yang akan digunakan untuk menuju ke Australia lewat NTT, NTB dan Jawa Barat sebagai pintu keluar.

"Dari berbagai kasus imigran suaka yang kita tangani pelabuhan ratu salah satu pintu keluar untuk menuju Pulau Asmorit yang merupakan pulau terluar dari Australia yang hanya memakan waktu 4 jam. Sedangkan dari NTB dan NTT dibutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk sampai ke Asmorit. Cuma kendalanya cuaca di Pelabuhan Ratu sangat buruk karena  ombak di wilayah itu sangat besar," jelas Saud Usman.

Faktor letak geografis ini, tambahnya kembali, para imigran gelap yang berasal dari negara asal seperti Iran, Afghanistan, Myanmar, dan Sri Lanka menjadikan Malaysia, Singapura dan Indonesia sebagai negara transit. Oleh karena itu, Polri khususnya Polda Kepri mengambil langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi imigran gelap ini.