Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Momen Mudik Imlek dan Pemilu Berdekatan, Bagaimana Suara Konstituen Tionghoa?
Oleh : Aldy
Sabtu | 03-02-2024 | 13:00 WIB
Imlek-2020.jpg Honda-Batam
Perayaan Imlek tahun 2022 di Kota Batam. (Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Perayaan Imlek pada 10 Februari mendatang, menjadi hari spesial bagi masyarakat Tionghoa di selurah dunia, tak terkecuali di Provinsi Kepri.

Momentum perayaan Imlek ini juga biasanya dibarengi dengan tradisi mudik warga Tionghoa di Kepri ke kampung halamannya --beberapa pulau masih wilayah Kepri dan sebagian ke daerah di luar Kepri.

Biasanya, tradisi mudik masyarakat Tionghoa Kepri di kampung halamannya, berlangsung sekitar 15 hari atau sesudah perayaan Cap Gomeh. Di saat bersamaan Indonesia tengah mengadakan pesta demokrasi atau Pemilihan Umum, tepatnya pada 14 Februari 2024. Lantas bagaimana suara konstituen Tionghoa pada Pemilu mendatang di Kepri?

Achin, salah satu masyarakat Tionghoa di Kota Batam, menyampaikan Imlek dan Pemilu yang berlangsung berdekatan merupakan suatu kebetulan. Hanya saja, baginya Imlek, sebagai momen sakral yang selalu dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga besarnya.

"Biasanya kalau mudik Imlek itu, kami di kampung (Selat Panjang) sekalian merayakan Cap Gomeh. Rata-rata 15 hari, bahkan lebih. Urusan Pemilu nantilah kita pikirkan," ungkap dia, saat ditemui di bilangan Nagoya, Kota Batam, Sabtu (3/2/2024).

Berangkat dari kebiasaan masyarakat Tionghoa dalam menjunjung tinggi adat istiadat, beberapa calon legislatif (Caleg) di Kota Batam yang merupakan keturunan Tionghoa, mengakui kemungkinan berkurangnya suara pemilih dalam Pemilu kali ini.

"Saya kira itu pasti berdampak, sebab kita pahami, bahwa di Batam ini banyak pendatang. Saudara-saudara kita yang merayakan Imlek ada kebiasaan pulang kampung," ujar Anggota DPRD Kota Batam, Hendra Asman, yang tahun ini kembali mencalonkan diri.

Apalagi, menurut Caleg dari Partai Golkar ini, cukup banyak warga Tionghoa yang tinggal di daerah pemilihannya, wilayah Lubuk Baja dan Batam Kota. Perolehan suaranya dari Dapil ini juga sangat besar.

Pada periode lalu, kata dia, dukungan dari masyarakat Tionghoa di dua kecamatan tersebut terbilang signifikan. Bahkan Hendra Asman mendapatkan suara tertinggi untuk Kota Batam, dari Partai Golkar.

Ia berharap, Imlek tahun ini menjadi momentum yang bisa dipergunakan sebaik-baiknya oleh masyarakat, terutama warga Tionghoa, untuk menyalurkan hak pilihnya. "Pemilu ini merupakan momen lima tahun sekali, maka kami mengimbau warga Tionghoa untuk memajukan agenda pulang kampungnya atau pulang terlebih dulu agar bisa mengikuti Pemilu yang diadakan pada 14 Februari mendatang," pinta Anggota Komisi II DPRD Batam itu.

Di momen Imlek tahun ini, Hendra Asman memiliki keyakinan, kondisi Kota Batam akan memiliki suasana dan energi baru. Hal ini sesuai dengan shio Naga Kayu yang melambangkan kesuburan dan kekuatan, yakni perpaduan antara naga sebagai makhluk yang dikenal kuat, dan kayu yang dikenal dapat membawa kesuburan.

Senada dengan Hendra Asman, Ketua Komisi l DPRD Batam, Lik khai, yang saat ini kembali mencalonkan diri sebagai Caleg DPRD Kepri, menilai lebih dari 20 persen warga Tionghoa akan pulang kampung pada momen Imlek kali ini. Selebihnya, Lik Khai berharap tetap berada di Kota Batam dan bisa menggunakan hak pilihnya.

Dikatakan Lik Khai, momen Pemilu 14 Februari mendatang, tidak hanya memilih legislatif, akan tetapi juga memilih Presiden RI untuk masa jabatan 2024-2029. "Kami hanya bisa mengimbau agar warga Tionghoa tetap berada di Batam pada momen Pemilu tahun ini untuk mempergunakan hak suaranya. Tetapi kami tidak terburu-buru, yang penting adalah berdoa semoga Pemilu mendatang lancar dan damai," harap Lik Khai.

Editor: Gokli