Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aneka Sayuran serta Tarif Rumah Sakit dan Tarif Parkir Jadi Penyumbang Inflasi di Kepri
Oleh : Aldy
Sabtu | 03-02-2024 | 11:00 WIB
sayur-botania.jpg Honda-Batam
Salah satu kios penjual sayur-mayur di Pasar Botania 1 Batam Center. (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan diikuti oleh Kelompok Kesehatan.

"Komoditas utama penyumbang inflasi tersebut yakni bayam, kangkung, tomat dan tarif rumah sakit," ujar Wakil Ketua TPID Provinsi Kepri, Suryono, Sabtu (3/2/2024).

Lebih lanjut Suryono menjelaskan, kenaikan harga aneka sayuran seperti bayam, kangkung dan tomat diakibatkan oleh menurunnya hasil panen petani akibat musim hujan yang menyebabkan sayuran mudah membusuk.

Sementara itu, tarif rumah sakit meningkat sejalan dengan penyesuaian harga yang dilakukan di awal tahun. Kebijakan kenaikan tarif parkir yang mulai diterapkan juga turut mendorong kenaikan inflasi.

Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Suryono yang juga sebagai Kepala BI Perwakilan provinsi Kepri, memaparkan, perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kepulauan Riau mencatatkan inflasi sebesar 0,51 persen (mtm). Sejak Januari 2024, Kabupaten Karimun dihitung sebagai komponen IHK Provinsi Kepri.

Secara spasial, Kota Batam, Kota Tanjungpinang, dan Kabupaten Karimun mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,58 persen (mtm), 0,37 persen (mtm), dan 0,13 persen (mtm). Dengan demikian, secara tahunan, IHK di Provinsi Kepulauan Riau mencatatkan inflasi sebesar 3,38 persen (yoy) atau berada dalam kisaran target inflasi 2,5+/-1 persen.

Namun demikian, Suryono menyebutkan, secara umum, inflasi di Provinsi Kepri masih tetap terkendali. Inflasi yang terkendali tersebut merupakan hasil dari konsistensi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di level provinsi maupun kabupaten dan kota se-Kepulauan Riau dalam melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Pada bulan Januari 2024, TPID telah melaksanakan kegiatan penyaluran sembako bersubsidi Pemerintah Kota Batam sebanyak 64.000 paket di Kota Batam dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kota Tanjungpinang disertai dengan koordinasi melalui High Level Meeting (HLM) TPID yang dipimpin oleh Kepala Daerah.

Lebih lanjut, pengendalian inflasi juga diperkuat dengan upaya peningkatan kapasitas produksi cabai di Kota Batam dengan pengembangan Smart Greenhouse dan pengembangan dashboard Pengendalian Inflasi Kota Tanjungpinang.

Ke depan, TPID akan terus mengantisipasi risiko inflasi yang meningkat melalui sinergi dan koordinasi antar lembaga/instansi sesuai arahan presiden. Beberapa risiko tekanan inflasi antara lain:

1. Kenaikan permintaan menjelang hari libur panjang HBKN Isra' Mi'raj dan Imlek;

2. Kenaikan harga barang menjelang pemilu yang diadakan secara serentak; dan

3. Potensi kenaikan harga rokok sesuai dengan perubahan kebijakan cukai rokok.

"Dalam menjaga keterjangkauan harga, TPID secara konsisten menyelenggarakan kegiatan pasar murah dan Gerakan Pangan Murah (GMP) di berbagai daerah, optimalisasi KAD yang sudah ada serta penjajakan potensi KAD baru," sebutnya.

Suryono menambhakan, untuk mengamankan ketersediaan pasokan, TPID akan mendorong peningkatan produksi pangan lokal terutama beras dan cabai, serta mendorong inovasi dalam budidaya pertanian, seperti implementasi smart greenhouse dalam rangka peningkatan produksi cabai. Untuk menjamin kelancaran distribusi, TPID akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan distribusi pasokan terjaga dengan aman agar stok pangan tersedia dalam jumlah yang cukup.

"Dari sisi komunikasi dan koordinasi, TPID akan melaksanakan capacity building dalam rangka perumusan strategi bersama untuk menghadapi risiko inflasi ke depan," pungkas Suryono.

Editor: Gokli