Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pelatihan 'Soft Skill' Sangat Strategis Tingkatkan Kompetensi dan Pelaksanaan Tugas Personel Ditpolairud
Oleh : Redaksi
Kamis | 01-02-2024 | 08:04 WIB
0201_aqua-polair-yokya_00239239238.jpg Honda-Batam
Flayer Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk “Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Personel Polairud Polda DIY dalam Menghadapi Tantangan Tugas di Wilayah Perairan Yogyakarta”. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

BATAMTODAY.COM, Yogyakarta - Peningkatan pemahaman terhadap bahasa dan budaya lokal di wilayah perairan dan pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh setiap personel personel Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) Polda DIY. Hal ini dapat membantu personel berkomunikasi lebih efektif dengan masyarakat setempat.

Demikian ungkap Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana saat menyampaikan materi sharing bertajuk 'Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Personel Polairud Polda DIY dalam Menghadapi Tantangan Tugas di Wilayah Perairan Yogyakarta'. Kegiatan digelar di Mako Ditpolairud Polda DIY, Pantai Depok Kretek Bantul, Yogyakarta, Jumat, 26 Januari 2024.

Rangkaian Sharing Komunikasi dan Motivasi Dr Aqua Dwipayana yang akan berkeliling ke jajaran Ditpolairud di seluruh provinsi di Nusantara, kini berlabuh di Kota Budaya yang sarat sejarah perjuangan yakni, DIY.

Di kota bersejarah dan memiliki banyak julukan itu, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut menyampaikan materi sharing bertajuk 'Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Personel Polairud Polda DIY dalam Menghadapi Tantangan Tugas di Wilayah Perairan Yogyakarta'. Kegiatan digelar di Mako Ditpolairud Polda DIY, Pantai Depok Kretek Bantul, Yogyakarta, Jumat, 26 Januari 2024.

Pria dengan jejaring pertemanan sangat luas itu direncanakan melakukan safari Sharing Komunikasi dan Motivasi di lingkungan Ditpolairud di seluruh wilayah Indonesia. Sebelumnya, dari 34 Polda se-Indonesia tercatat, penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim itu sudah menjalankannya di Ditpolairud Polda Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung Banten, Metro Jaya, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Bahkan, Dr Aqua Dwipayana juga melakukan sharing serupa di Korps Kepolisian Air dan Udara Badan Pemeliharaan Keamanan Kepolisian Republik Indonesia (Korpolairud Baharkam Polri).

"Ini menjadi tugas, panggilan, amanah, sekaligus rezeki bagi saya. Saya memang sudah meniatkan diri untuk tanpa henti menjalankan silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi ke semua lembaga di seluruh wilayah, bahkan sampai mancanegara. Khusus di lingkungan TNI dan Polri serta kalangan pendidik, saya melakukan semuanya dengan 'lillahi ta'ala' tanpa dibayar sepeser untuk honor saya berbicara. Semua dilandasi keikhlasan berbagi di sisa hidup saya yang sudah saya tekadkan untuk 95 persen dihabiskan dalam bidang sosial," ungkap Dr Aqua Dwipayana.

Pria rendah hati itu mengimbau seluruh personel Ditpolairud untuk membangun hubungan yang positif dengan masyarakat pesisir dan secara rutin mengadakan program penyuluhan dan pertemuan terbuka untuk menjelaskan peran Ditpolairud dalam menjaga keamanan perairan.

"Selain itu gunakan media sosial dan saluran komunikasi lainnya berbasis budaya setempat untuk memberikan informasi tentang tugas dan keberhasilan Ditpolairud dalam menjaga keamanan pesisir. Pastikan pemberitaan dan informasi yang disampaikan akurat dan tepat," ujar Dr Aqua Dwipayana.

Pembicara laris ini juga merinci beberapa langkah strategis lainnya seperti menyelenggarakan pelatihan komunikasi rutin untuk seluruh personel Ditpolairud. Fokuskan pada keterampilan komunikasi verbal dan non-verbal, serta penggunaan peralatan komunikasi yang diperlukan.

"Kemudian, pastikan personel dilengkapi dengan peralatan komunikasi yang mutakhir dan handal. Ini termasuk radio komunikasi, sistem pemantauan, dan teknologi komunikasi lainnya yang mendukung operasi di perairan," kata Dr Aqua Dwipayana menegaskan.

Selanjutnya, ujar pria yang telah memotivasi lebih dari sejuta orang baik di Indonesia maupun puluhan negara itu, membangun sistem koordinasi dan pertukaran informasi yang efisien di antara unit Ditpolairud. Ini dapat mencakup penggunaan platform digital atau sistem informasi terintegrasi untuk memantau dan merespons situasi di wilayah perairan.

"Selenggarakan latihan rutin yang melibatkan skenario komunikasi darurat dan situasi keamanan di perairan. Latihan ini dapat membantu meningkatkan kesiapan personil dalam menghadapi berbagai situasi," ucap Dr Aqua Dwipayana.

Selain itu, lanjut bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana ini, bangun kerja sama yang erat dengan pihak terkait, seperti TNI AL, instansi pemerintah daerah, dan pihak swasta yang terlibat dalam keamanan perairan. Koordinasi yang baik dapat membantu dalam pertukaran informasi dan penanganan situasi darurat.

"Lakukan kampanye edukasi kepada masyarakat setempat tentang pentingnya keamanan perairan dan peran Ditpolairud. Masyarakat yang teredukasi dapat menjadi mitra dalam menjaga keamanan perairan. Lakukan evaluasi berkala terhadap kebijakan komunikasi dan keamanan perairan. Pembaruan kebijakan yang sesuai dengan perkembangan terkini dapat meningkatkan efektivitas operasional," ujar Dr Aqua Dwipayana menguraikan.

Budaya Kerja Positif dan Produktif

Pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat ini mengatakan komitmen dan contoh dari pemimpin sangat penting untuk menciptakan budaya kerja yang positif dan produktif. Oleh karena itu, seluruh unsur pimpinan di semua level harus mendukung dan terlibat aktif dalam upaya meningkatkan kemampuan dan motivasi para personel yang menjadi jajarannya. Termasuk dalam setiap upaya penugasan dan pelatihan di lingkungan Ditpolairud Polda Daerah DIY.

"Pemimpin harus menunjukkan tingkat integritas yang tinggi dan bertindak sebagai teladan etika dalam setiap tindakan dan keputusan. Memberikan penekanan pada nilai-nilai moral dan etika dalam pelaksanaan tugas dan interaksi sehari-hari," ungkap Dr Aqua Dwipayana.

Lebih jauh disampaikan Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat itu transparansi dan komunikasi terbuka menjadi aspek penting. Menyediakan informasi yang jelas dan transparan mengenai kebijakan, tujuan, dan perkembangan organisasi kepada seluruh personel. Mendukung komunikasi dua arah untuk memberikan kesempatan bagi personel untuk menyampaikan pendapat, masukan, dan keprihatinan mereka.

"Setiap unsur pimpinan harus terlibat secara aktif dalam kegiatan dan latihan bersama dengan personel, menunjukkan komitmen pada tugas dan tanggung jawab bersama. Mendorong partisipasi aktif personel dalam proses pengambilan keputusan yang relevan," kata Dr Aqua Dwipayana menegaskan.

Mengenai Ditpolairud Polda DIY

Visi:
Terwujudnya stabilitas Kamtibmas wilayah perairan Yogyakarta yang aman dan bermartabat.

Misi:
Meningkatkan pencegahan, penanganan gangguan Kamtibmas, dan penegakan hukum di wilayah perairan.

Pimpinan: Kombes Pol Didik Priyo Sambodo, S.I.K. (Dirpolairud Polda DIY).

Nilai-nilai yang ditekankan pimpinan:

Disiplin.

Tanggung jawab.

Soliditas.

Data promotif

Pendirian Pojok Baca untuk anak-anak nelayan di Pantai Sadeng Gunung Kidul.(Tim Pojok Baca mendapatkan penghargaan dari Kapolda DIY).

Kerjasama dengan Total Outsourching Development berupa Pelatihan Dasar SAR untuk para siswa.

Polisi Sahabat Anak, Pengenalan tentang Polairud dan pengenalan tentang bencana sejak usia dini.

Pembentukan Tim Rescue Istimewa dalam rangka Quick Reponse Penyelamatan Korban Terseret Ombak di Pantai Parangtritis (Seluruh Anggota Tim Mendapatkan Penghargaan dari Kapolda DIY atas kinerja Tim dalam menyelamatkan korban jiwa).

Kasubditgakkum beserta penyidik mendapatkan Piagam Penghargaan dari Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup atas kinerja yang baik dalam penanganan Perdagangan Satwa yang dilindungi.

Sejarah Korpolairud

Saat masa revolusi kemerdekaan, pemerintah berupaya untuk membentuk Polisi Perairan pada tahun 1948 di Pelabuhan Tuban, Jawa Timur. Namun, usaha tersebut gagal dikarenakan adanya Agresi Militer Belanda II akhir tahun 1948 dan mendaratnya kembali Belanda di Pantai Glondong, Tuban. Oleh karena itu, pembentukan Polisi Perairan bisa dilaksanakan pada tahun 1950, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia melalui Konferensi Meja Bundar pada tahun 1949 di Den Haag, Belanda.

Pada 1961 dengan adanya UU No. 13 tahun 1961 tentang UU Pokok Kepolisian Negara, maka struktur organisasi Polri secara otomatis berubah. Oleh karena itu, Dinas Perairan dan Udara berubah menjadi Korps Airud yang berada dibawah Asisten I Menteri KKN bedasarkan Peraturan Menteri KKN No.7/Prt/M.K./1961 tanggal 31 Desember 1961 tentang susunan Departemen Kepolisian (DEPAK) dan Skep Menteri KKN No.Pol. 14/7/62/M.K.K.N tanggal 16 Januari 1962 tentang penunjukan para pejabat utama di lingkungan DEPAK, termasuk Korps Airud dengan ditunjuknya KBP R. Hartono sebagai Panglima Korps Airud sesuai dengan Skep yang dimaksud.

Pada tahun1965, Korps Airud mengalami perubahan kembali menjadi Direktorat Perairan dan Udara yang dipimpin oleh seorang Direktur berdasarkan Skep MEN/PANGAK No.Pol. 11/SK/MK/1964 tanggal 25 Oktober 1964 tentang perubahan struktur organisasi DEPAK. Namun, hanya berlangsung selama setahun dan kembali menjadi Korps Airud.

Pada 1976, terjadilah reorganisasi Polri bedasarkan SK Menhankam No.15/1976 pada 1976. SK tersebut berdampak pada organisasi Korps Airud sehingga, Korps Airud dilikuidasi pada tahun 1977 bedasarkan Skep Kapolri No. Skep/53/VII/1977, No.Skep/54/VII/1977, dan No. Skep/55/VII/1977.

Pada masa reformasi melalui TAP MPR No: TAP/VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan Polri dan TAP/VII/MPR/2000 tentang peran TNI dan Polri, Dengan adanya pemisahan Polri dari ABRI sejak saat itu juga melakukan reorganisasi di dalam tubuh Polri terutama Dit Samapta Polri dan Subdit-subditnya.

Sehingga pada 2000, Subdit Polair dan Subdit Poludara kembali dipersatukan menjadi Direktorat Polairud yang dipimpin oleh Brigjen Pol Drs F. X. Soemardi SH. kemudian, Kapolri mengeluarkan SK No. Skep/9/V/2001 tanggal 25 Mei 2001 yang mengatur bahwa Dit Polairud dibawah koordinasi Deops Kapolri yang membawahi Subdit Polair dan Subdit Poludara.

Pada 2017, berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia, kembali Ditpolair dan Ditpoludara mengalami perubahan organisasi, yang semula dibawah langsung Baharkam Polri sekarang menjadi di bawah Korpolairud (Korps Kepolisian Perairan dan Udara) Baharkam Polri.

Korpolairud Baharkam Polri merupakan unsur pelaksana utama yang berada di bawah Kabaharkam Polri yang dipimpin oleh Kakorpolairud dan bertanggung jawab kepada Kabaharkam Polri, serta membawahi dua Direktorat yaitu Direktorat Kepolisian Perairan dan Direktorat Kepolisian Udara.

Editor: Dardani