Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ormas LMP Bentuk Tim Investigasi Berantas Mafia BBM
Oleh : khn/dd
Kamis | 27-09-2012 | 08:54 WIB
spbu-karimun-antri.gif Honda-Batam
Antri bahan bakar di SPBU Karimun.

KARIMUN, batamtoday - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium di Karimun, membuat masyarakat semakin resah. Ironinya, kios bensin eceran semakin menjamur. Sehingga habisnya Premium dan Solar bersubsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Karimun disebut akibat ulah para mafia BBM Karimun.


Dewan Pertimbangan Forum Bersama Laskar Merah Putih (DP FB LMP) Markas Cabang Karimun, Abdul Sahab kepada batamtoday, Rabu (26/9/2012) menegaskan ormasnya itu telah membentuk Tim Investigasi Berantas Mafia BBM.

Tim investigasi Berantas Mafia BBM ini bertugas menelusuri jejak dan jalur pendistribusian BBM bersubsidi mulai dari SPBU Karimun sampai ke masyarakat.

"Laporan keresahan masyarakat yang masuk ke Markas LMP tentang kelangkaan BBM sudah banyak. Bahkan LMP  telah membentuk Tim investigasi dan telah berkoordinasi dengan aparat terkait," terangnya.

Bahkan katanya lagi, bukti-bukti pendukung sedang mereka lengkapi untuk dilaporkan ke pihak yang berwajib.

Menurutnya, dari hasil investigasi, oknum aparat TNI AL terindikasi berada di balik hilangnya sebagian BBM bersubsidi di Karimun.

Parahnya lagi, setiap kali pengisian Premium di SPBU Karimun tersebut, para operator mendapat jatah antara Rp1-2 ribu perjerigennya. Sedangkan setoran ke kantor, diberikan Rp4-6 ribu per jerigennya.

Sehingga, aparat penegak hukum dari Kepolisian maupun Kejaksaan, di desak agar lebih tegas menegakkan hukum di Karimun.

"Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Aparat penegak hukum harus berani dan tidak boleh tebang pilih dalam menegakkan hukum. Meskipun pelakunya oknum TNI," tegasnya.

Di tempat terpisah, pria yang akrab disapa Hendrik Batak kebakaran jenggot. Sebab rekomendasi yang didapatnya dari Dinas Perhubungan untuk menyalurkan BBM subsidi kepada nelayan dan angkutan laut untuk masyarakat (pompong dan boat pancung-red, dipersoalkan banyak pihak.

Padahal kuota 8 KL  perminggu yang diperoleh, dinilainya masih diambang kewajaran. Sedangkan SPBU Karimun sendiri membeli BBM jenis Premium, sebanyak 250 KL per minggunya.

"Masih banyak pemain lain yang lebih besar dan tidak punya izin, tapi kenapa punya saya yang diungkit-ungkit. Kalau punya izin, boleh saja membeli pakai jerigen ataupun drum," ujarnya kesalnya.

Untuk itu, pria yang juga pengurus salah satu LSM di Karimun itu berniat membongkar Mafia BBM Karimun yang sebenarnya.

Sebelumnya, Pendiri Asosiasi Pedagang Minyak Eceran (APME), Hidayat mengaku jika SPBU buka, maka anggotanya yang berjumlah 40 orang itu akan menghasilkan 4 jerigen ukuran 35 liter, per harinya.

Caranya dengan membeli minyak Premium bersubsidi dengan menggunakan motor dengan tanki berkapasitas lebih besar dari motor bebek, kemudian menyedotnya kembali di kiosnya masing-masing.

Pembelian Premium tersebut dilakukan sebanyak 12 kali dalam sehari. Sehingga total bensin subsidi yang mereka beli dan jual kembali itu sebanyak 5,6 KL per harinya.