Oleh: Sahat Simanjuntak

Omong, Otak, Otot dan Ongkos mengalunkan nada dan lagu, 'Janji dan Pilu' berirama riuh bersimponi mengusik persatuan dan kesatuan yang telah didengungkan, satu nusa, satu bangsa, satu bahasa. INDONESIA.

Bukan Menggurui. Mungkin Kesan dan Saran.

Berdamai dan bersahabatlah ibarat 'mata' dengan 'tangan'.

Ketika mata menangis, tangan menghapusnya. Ketika tangan terluka, mata menangis.

Di bawah alis hujan sering berteduh. Di merah mata senja akan berpeluk malam.

Seandainya hati dan pikiran masih juga belum berdamai dan bersahabat, ambillah sepotong ranting kayu untuk jadikan sebagai pena tampa tinta dan tuliskan semua kegalauan hati dan pikiran itu ke atas permukaan pasir di bibir pantai, agar kelak ombak yang akan menghapusnya.

Bukan Menggurui. Mungkin Kesan dan Saran.

Ada sebuah wilayah rindu, "Berdamai dan bersahabat dengan hati kita sendiri dan berdamai dan bersahabat juga dengan orang lain", dan itu, adalah ibadah yang indah, bahagia dan sejahtera.

Damai dan persahabatan itu adalah dia yang datang. Ketika semuanya menjauh.

Bibir pantai, menjelang Pemilu 2024.

Musafir di ujung senja.

Penulis adalah Tokoh Masyarakat Bintan