Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemilu 2024, Omzet Pedagang Atribut Kampanye Turun Hingga 90 Persen
Oleh : Redaksi
Senin | 08-01-2024 | 19:36 WIB
ilustrasi-atribut-kampanye1.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menyebut masa kampanye Pemilu 2024 ini tidak berdampak signifikan terhadap pemasukan para pelaku UMKM. Bahkan, kalau dibandingkan Pemilu 2019 omzet turun hingga 90%.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, Yulius mengatakan kondisi ini terasa utamanya bagi pelaku usaha yang bergerak di sektor produksi alat peraga kampanye seperti baliho, kaos/kemeja/jaket, hingga topi.

"Pada umumnya dalam masa kampanye Pemilu periode sebelumnya terjadi peningkatan omzet/penjualan alat peraga kampanye yang signifikan," kata Yulius, dalam Konferensi Pers Perkembangan Pendapatan UMKM Pada Masa Pemilu di Kantor Kemenkop UKM, Jakarta Selatan, Senin (8/1/2024).

"Namun agak berbeda situasinya dengan masa kampanye saat ini, dari catatan kami di lapangan menunjukkan bahwa masa Pemilu 2024 belum memberikan dampak signifikan bagi sebagian besar pelaku UMKM bidang usaha konveksi dan sablon yang memproduksi dan menjual produk atau alat peraga kampanye," sambungnya.

Berdasarkan hasil observasi Kemenkop UKM melalui ke sejumlah pedagang pasar di DKI Jakarta, didapatkan informasi tentang adanya penurunan omzet hingga 40-90% dibandingkan dengan masa kampanye di 2019.

"Dinilai terdapat penurunan penjualan produk untuk kampanye cukup drastis sekitar 40- 90%," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Pengusaha Pasar Tanah Abang Dody Aryanto mengatakan, diperkirakan pada 2019 lalu UMKM bisa mengantongi omzet rata-rata hingga Rp 20 juta per hari. Namun sekarang turun dalam kisaran 40-90%.

"Rata-rata Rp 20 juta per hari. kalau sekarang turun jauh. Kalau jaman 10 tahun sebelum ini bagus," kata Dody.

Ketua Ikatan Pengusaha Konveksi Bandung (IPKB) Nandi Herdiaman menambahkan, dulunya pesanan bisa sampai 4-5 jutaan pak per partai, kini hanya puluhan ribu bahkan ada yang tidak dapat pesanan. Pesanan ini bahkan sudah masuk 3 bulan sebelum kampanye.

"Ada juga kemarin yang dapet dari anggota kami cuman Rp 2 juta pak. Satu partai. Sekarang yang terjadi saat ini teman-teman yang dapat dari Caleg, itu juga tidak sampai jutaan tapi puluhan ribu. Jadi sangat terdampak sekali ke kami yang tadinya pesta demokrasi ini THR-nya IKM, sekarang tuh bukan tidak ada, ada, cuman dikit," jelasnya.

Tidak hanya itu, justru para pengusaha konveksi ini malah mencari pekerjaan karena kekurangan pesanan. Menurutnya, yang semula di media sosial ramai mencari pekerja tambahan untuk membantu konveksi, sekarang para pekerja lepasan itu malah mencari pekerjaan karena dipulangkan dari konveksi sebelumnya.

"Yang tadinya kerjaan banyak sekarang nganggur ya udah jelas. Karyawan itu bukan PHK ya kalau di konveksi itu yang home industry bukan PHK. Kalau ada kerjaan, ya kerja. Kalau nggak ya tanggung sendiri dikarenakan kan kita sistemnya bukan kayak PT," kata Nandi.

Sumber: detik.com
Editor: Yudha