Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pentingnya Menjaga Kesehatan Jantung dengan Terapkan Pola Hidup Sehat
Oleh : Aldy Daeng
Sabtu | 11-11-2023 | 18:12 WIB
Talkshow-Kesehatan1.jpg Honda-Batam
Kolaborasi RS Awal Bros dengan WITT Kepri, Gelar Talk Show Kesehatan Jantung. (Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Batam - RS Awal Bros berkolaborasi dengan Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) Kepri mengelar talk tentang kesehatan jantung dengan mengangkat tema 'Gaya Hidup Sehat di Jaman Now' di Atrium Mega Mall Batam Center pada Minggu (11/11/2023).

Kegiatan ini merupakan rangkaian pagelaran akbar Jambore Sepeda Lipat Nasional (Jamselinas) XII 2023 di Batam.

Narasumber pada seminar kesehatan ini, dr. Yuni Twiyarti menyebutkan, gaya hidup mempengaruhi kesehatan. Terlebih untuk menjaga kesehatan terutama untuk menjaga kesehatan jantung.

"Penyakit jantung koroner sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia dan dunia. Untuk itu, penting sekali menjaga kesehatan jantung. Jaga perilaku hidup sehat, misalnya menjauhi rokok baik aktif maupun pasif, stress dan lainnya," jelas dr. Yuni.

Lanjut dr. Yuni, perempuan juga berisiko menjadi pasien penyakit jantung koroner. Gejala bisa ditandai dengan nyeri di bagian mana saja di tubuh. Stress juga cenderung menjadi penyebab. Ini disebut juga syndrome X seperti insomnia.

"Untuk perempuan itu mungkin lebih banyak risiko atau gejala awal menjadi pasien penyakit jantung," sebutnya.

Keringat dingin, sesak nafas, nyeri luar biasa di ulu hati, juga bisa menjadi gejala awal dari berbagai penyakit termasuk jantung. Apalagi kalau dibarengi dengan nyeri di jantung.

Untuk menjaga jantung, Ia menyarankan untuk menjaga pola makan, salah satunya adalah makanan junk food atau cepat saji. Hal ini menimbulkan risiko lebih awal menjadi penderita penyakit jantung. Karena kandungan yang ada di dalam makanan cepat saji sarat akan garam, dan ini tidak baik untuk jantung.

Nikotin dari rokok atau vape yang diserap oleh tubuh menyebabkan
Penyumbatan jantung koroner, terjadi penyumbatan di atas 70 persen muncul gejala misalnya angin dudu, dan akhirnya merupakan penderita jantung.

Untuk relatif usia penderita penyakit jantung turut bergeser. Jika dulu usia 40 tahun mayoritas menderita penyakit jantung. Namun saat ini jantung bisa terjadi pada usia relatif muda. Kecuali dari keluarga yang memang sudah memiliki riwayat penyakit jantung.

"Ada istilah baru lansia awal di usia 40 tahun awal. Jika di rumah ada perokok, peran istri atau ibu sangat penting untuk memastikan keluarga lain bisa terhindar dari paparan asap rokok," imbuhnya.

Yuni juga mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan mulai dari mengatur kadar gula dalam tubuh. Hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol gula ini, karena sangat berhubungan langsung ke jantung.

"Awalnya gula, akhirnya komplikasi ke jantung. Jadi saya melihat gula ini sangat best friend sekali dengan jantung. Jadi perbaiki pola hidup sehat. Termasuk pola susah tidur malam, ini merupakan satu hala yang juga memicu penyakit jantung," jelasnya

Sementara, Ketua WITT Provinsi Kepri, Dewi Triyanawati, merasa mendapatkan kehormatan bisa bergabung pada acara talk show terkait kesehatan jantung ini. Baginya, kesehatan jantung sangat erat hubungannya dengan program yang dijalankan oleh WITT Kepri.

Dimana, saat ini WITT Kepri tengah fokus sosialisasi terkait bahaya yang ditimbulkan oleh tembakau, terlbih pada kaum perempuan dana anak.

"Kami sangat senang bisa terlihat disini. Memang sasaran sosialisasi kami ini pada kaum perempuan dan anak-anak. Anak itu generasi penerus, jangan sampai meneruskan kebiasaan merokok yang memiliki orang tua yang perokok," ujar Dewi.

Sebagai organisasi yang berda di Provinsi Kepri, selain di Kota Batam, pihaknya juga akan mengunjungi bebeay kota dan pulau di Provinsi Kepri ini. Tentunya dengan tujuan sosialisasi kepada kaum perempuan dan anak, bagaimana bahaya yang ditimbulkan oleh tembakau.

"Kami tidak masuk ke ranah pelarangan merokok bagi perokok. Akan tetapi kami lebih meng edukasi kepada anak-anak tentang bahaya tembakau," pungkas Dewi.

Editor: Yudha