Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Delegasai Kepri Hadir

Peserta Munas dan Konbes Alim Ulama NU Terus Berdatangan
Oleh : si
Jum'at | 14-09-2012 | 18:52 WIB

CIREBON, batamtoday - Peserta Musyawarah Nasional (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) Alim Ulama NU terus berdatangan ke arena lokasi di Pesantren Kempek, Palimanan, Cirebon pimpinan KH. Ja’far Aqil Siradj.


Peserta sangat antusias dalam registrasi di sekretariat panitia yang datang dari berbagai daerah 33 Provinsi seluruh Indonesia tersebut. Misalnya dari Nusa Tenggara Barat (NTB) langsung dipimpin oleh KH. Tuan Guru Turmudzi Badruddin.

Juga tampak beberapa kiai dan ulama dari Aceh Darussalam, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Suamtera, Sulawesi, Papua, Bali, Yogyakarta, dan lain-lain dari 33 Provinsi Indonesia. Para ulama dan kiai tersebut mengikuti pembukaan Munas dan Konbes NU ini pada Sabtu (15/9) oleh Rais Aam PBNU KH. A.M. Sahal Mahfudz. Sedangkan penutupan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Senin (17/9) pagi.

Selain para ulama dan kiai NU, turut memeriahkan Munas dan Konbes NU ini juga tampak aparat TNI/Polri yang berpartisipasi membersihkan dan mengamankan lokasi Munas selama 24 jam. Sementara jumlah peserta resmi yang mengikuti Munas ini kata Ketua Pelaksana Munas H. Dedi Wahidi, sebanyak 600 orang.

“Tapi, tentu karena ini acara NU pasti akan ribuan yang hadir baik sebagai simpatisan, peneliti, tamu kehormatan dan masyarakat,” ujarnya.

Selain akan membahas masalah agama, bedah buku ‘Gus Dur Sang Zahid’,  Munas juga akan mengkritisi praktek demokrasi liberal di Indonesia. “Praktik demokrasi liberal pasca reformasi 1998 dinilai justru membuat sistem perpolitikan nasional carut-marut, semrawut, khususnya di bidang ketatanegaraan dan pertahanan,” kata Wakil Sekjen PBNU H Abdul Mun’im DZ. 

Untuk itu menurut Abdul Mun’im, NU prihatin dengan berbagai masalah bangsa sekarang ini. Berbagai persoalan muncul terutama setelah dilakukan beberapa kali amandemen UUD 1945. “Dimana amandemen telah mengakibatkan liberalisasi di bidang politik, ekonomi, social, dan kebudayaan, termasuk liberalisasi di bidang agama.

“Bahayanya, liberalisasi ini digunakan untuk beroperasinya kapitalisme global,” ungkapnya.

Dengan demikian, Munas-Konbes NU kali ini akan berusaha mencari solusi dengan menawarkan konsep dasar ketatanegaraan serta  mengambil beberapa langkah strategis yang perlu dilakukan, yaitu berangkat dari satu ide besar “Kembali ke Khittah Indonesia 1945”.

Selain itu Munas akan mengkritisi pembayaran pajak yang ternyata banyak dikorupsi oleh aparatur pajak, money politics-politik uang, kriteria kepemimpinan nasional menjelang pemilu 2014, apakah haram memilih pemimpin dan parpol yang korup, pemilihan kepala daerah dikembalikan pada DPRD, dan masalah agama dan sosial ekonomi yang lain.

Bersamaan dengan itu masih dalam rangkaian acara, Munas juga menggelar pameran seni dan budaya, bazzar murah, seminar kelompok intelektual Muhajirin NU (IMNU) Cirebon bekerjasama dengan Yayasan Khatulistiwa Kempek, Bedah Buku dan Workshop Penulisan Tafsir.

Gus Dur
Sementara di sela-sela Munas dan Konbes Alim Ulama NU dilakukan bedah buku  “Gus Dur Sang Zahid” karya KH. Husein Muhammad, adalah salah satu tema yang paling menarik. “Ini sekadar bedah buku kecil-kecilan, untuk memanfaatkann momen nasional Munas NU ini. Tapi, kalau launching buku ini, resminya akan dilakukan pada saat memperingati seribu (nyewu) hari wafatnya KH. Abdurrahman Wahid,” tutur Ali Mursyid, kordinator penulisan Tafsir Cirebon.

Tak kalah menariknya dalam Munas kali ini juga akan digelar tarian Barongsai yang akan dipentaskan di halaman Pesantren Kempek, Palimanan, Cirebon. Tarian tradisional Cina ini siap dipentaskan di sela-sela acara Munas-Konbes NU 2012, pada Sabtu (15/9) siang.

“Kita juga akan menampilkan Barongsai itu,” kata KH Ja’far Aqil Siraj, pengasuh pesantren Majelis Tarbiyatul Mubtadi’in ini.

Menurut KH Ja’far, NU yang berbasis pesantren memang bersahabat lama dengan semua kalangan. Kaum pesantren menilai kalangan Tionghoa Indonesia termasuk elemen kebangsaan yang tidak bisa dikesampingkan.

“Atas perjuangan NU dalam menegakkan prinsip-prinsip kebangsaan, kalangan Tionghoa bermaksud berbuat sesuatu kepada NU dengan menggelar tarian Barongsai di sela Munas-Konbes NU 2012, “ ujar KH Ja’far yang juga kakak kandung Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj ini.

Sebelumnya tampak Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj sudah memeriksa lokasi persiapan Munas untuk melihat kesiapannya dalam penyelenggaraan Munas. Dan, semua lokasi yang diperiksa seperti sekratariat panitia, ruang konsumsi, ruang sidang komisi, ruang penginapan peserta, media center, keamanan, dan semuanya dinyatakan sudah siap dimanfaatkan untuk peserta Munas.