Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

WWF Berikan Penghargaan kepada Emil Salim atas Dedikasinya dalam Melestarikan Lingkungan
Oleh : si
Jum'at | 14-09-2012 | 18:33 WIB
emil_salim.jpg Honda-Batam

Emil Salim

JAKARTA, batamtoday - WWF menganugerahkan penghargaan “The Leader for the Living Planet Award” kepada Prof. Dr. Emil Salim, atas dedikasi, kepemimpinan dan kontribusinya pada upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan dunia.


Award tersebut diserahkan oleh Direktur Jendral WWF Internasional Jim Leape, didampingi oleh CEO WWF Indonesia Dr. Efransjah, dalam acara perayaan 50 tahun misi WWF di Indonesia.

“The Leaders for a Living Planet Award” adalah penghargaan yang diberikan WWF bagi individu di dunia yang berkontribusi secara signifikan terhadap pelestarian alam dan pembangunan berkelanjutan.  Sejak pertama kali dikeluarkan 12 tahun yang lalu (2000), sudah lebih dari 100 orang yang menerima award tersebut termasuk mantan Sekjen PBB Kofi Annan, Menteri Perikanan Norwegia,  Perdana Menteri China dan Menteri Bidang Pengairan Perancis, Togo dan Benin.

“WWF memberikan apresiasi yang tinggi atas dedikasi dan komitmen yang luar biasa dari Emil Salim. Bukan hanya menjadi inspirasi dan teladan bagi masyarakat Indonesia, Emil Salim juga membawa inspirasi bagi masyarakat global”, kata Jim Leape, Direktur Jendral WWF International saat memberikan award di Jakarta, Jumat (14/9/2012).

“Emil Salim adalah tokoh yang sangat konsisten memperjuangkan  prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam kebijakan nasional. Selama lebih dari empat dekade, sejak tahun 70-an hingga saat ini, beliau terus mendorong agar pembangunan ekonomi dapat berjalan seimbang dengan pembangunan sosial dan lingkungan, agar tingkat pertumbuhan ekonomi bisa sejalan dengan prinsip keberlanjutan dan kesetaraan”, kata Dr Efransjah, CEO WWF Indonesia.

Emil Salim juga berperan penting dalam membangun dan memperkuat masyarakat madani (civil society) dalam upaya mendorong pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati. Tahun 1996, Emil Salim menjadi salah satu pendiri Yayasan WWF Indonesia, mengantar organisasi konservasi tersebut menjadi entitas legal, independen, berbadan hukum sesuai ketentuan di Indonesia.

Selain menjadi tokoh kunci dalam KTT Bumi (Earth Summit) Rio de Jeneiro pada 1992 – yang menjadi fondasi lahirnya deklarasi politis mengenai  pembangunan dan lingkungan hidup - Emil Salim juga berperan penting dalam penentuan kebijakan pemerintah RI tentang mitigasi perubahan iklim global dalam berbagai forum internasional mengenai kerangka kerja perubahan iklim (UNFCCC) dan keanekaragaman hayati (CBD).

“The Leader for the Living Planet Award” diberikan kepada Emil Salim dalam rangkaian acara perayaan ulang tahun ke-50 WWF di Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh sedikitnya 100-an tamu undangan termasuk perwakilan LSM, Swasta, Pemerintah dan perwakilan CEO WWF dari Russia, Meksiko, India, Malaysia, Singapura, Piliphina, Pakistan, dan staff WWF Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Pemberian penghargaan “Leaders for a Living Planet” bagi tokoh WWF ini bertujuan untuk memperkenalkan sosok individu yang secara personal telah memberikan kontribusi nyata secara signifikan  bagi konservasi alam dunia dan pembangunan berkelanjutan.

Selain untuk mengangkat dan memberikan penghargaan bagi pencapaian para tokoh tersebut, WWF memberikan penghargaan ini untuk memprofilkan kepemimpinan mereka dibidang lingkungan yang diharapkan dapat menjadi contoh dan memberi inspirasi kepada publik luas.

Penghargaan ini merupakan sebuah simbol, yang memungkinkan WWF bersama-sama dengan pemerintah, swasta, masyarakat dan organisasi yang mereka wakili memberikan penghargaan atas pencapaian mereka, serta mendorong muculnya aksi aksi yang jauh lebihlabil.

Kesuksesan pencapaian konservasi selalu merupakan hasil dari aksi dan inspirasi satu atau lebih individu yang berbeda dan menginspirasi yang lainnya untuk bergabung. Orang orang ini bisa menjadi katalis bagi aksi dan gerakan konservasi yang jauh lebih besar – diluar perkiraan mereka.

WWF percaya bahwa hanya melalui cara yang ambisius, kooporatif dan aksi aksi inspirasional, kerusakan lingkungan dunia dapat dihentikan demi terwujudnya kehidupan dimana manusia dan alam dapat hidup selaras.


Biografi Emil Salim
Prof. Dr. Emil Salim lahir di Sumatera Selatan 8 Juni 1930. Kecintaannya kepada konservasi dimulai dari masa kecilnya, hidup di daerah yang dekat dengan hutan di Sumatera. Orangtuanya berasal dari Desa Koto Gedang Sumatera Barat. Pamannya Agus Salim adalah salah seorang pahlawan RI dan merupakan Menteri Luar Negeri  pada awal 50-an.

Peran yang dimainkan Emil Salim dalam dalam agenda pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan telah mendunia, berpengaruh hingga diluar garis batas negaranya. Ia adalah anggota PBB untuk Komisi Dunia bagi Lingkungan dan Pembangunan (1984-1987), wakil ketua PBB untuk UN High Level Advisory Council for Sustainable Development (1992), Ketua Komisi Dunia untuk Hutan dan Pembangunan Berkelanjutan (1994), Ketua Komisi PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan yang ke-10 (2001-2002), Ketua Panitia Persiapan World Summit (2002), dan Ketua dari Konferensi Menteri-Menteri Lingkungan Hidup ASEAN yang ke-3. Dengan semua posisi tersebut Emil Salim telah menyuarakan dan memperjuangkan pengentasan masalah-masalah lingkungan di negara-negara berkembang di Asia.

Di dalam negeri. Emil Salim menempati posisi penting yang berbeda-beda selama 30 tahun, yaitu sebagai Wakil Ketua Bappenas (1970-1973), Menteri Transportasi, Komunikasi dan Pariwisata (1973-1978), Menteri Lingkungan dan Pengawasan Pembangunan (1978-1983), Menteri Populasi dan Lingkungan (1983-1993), Ketua Dewan Ekonomi Nasional (2001-2002), dan anggota Dewan Penasihat Presiden (2007-2009) lalu sejak Maret 2010 menjadi Ketua Dewan Penasihat Presiden.

Pilar yang ketiga kontribusinya terhadap agenda lingkungan adalah memberi kuliah tentang pembangunan berkelanjutan dan aktif mendorong  kerja-kerja NGO di tingkat nasional. Menjadi dosen di Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia sejak 1972, hingga saat ini Emil Salim masih terus mengajar. 

Ia juga pendiri Yayasan WWF-Indonesia dan ketua pendiri Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) serta Lembaga Ekolebeling Indonsia (LEI). Emil Salialjabar adalah anggota Asia Forum tentang Lingkungan dan Pembanngunan Environment (2002-sekarang), anggota Dewan Penasihat bagi Presiden ADB  (2009-sekarang). Emil Salim juga dipercaya menjadi Ketua Delegasi UNFCCC (2007).

Emil Salim telah memenangkan sejumlah penghargaan termasuk Bintang Mahaputera Adiprandana (Republic of Indonesia, 1973), Golden ARK (Commandeur) (The Netherlands, 1982), Paul Getty Award (USA, 1990), The Hamengkubuwono IX Award dari Universitas Gajah Mada (2003), the Zayed Prize for Environmental Action Leading to Positive Change in Society (2006), Mercu Buana University Award (2006), The Blue Planet Asahi Prize Award (2006) serta Sarwono Indonesian Science Institute Award. Emil Salim juga mendapatkan Doktor Kehormatan dari University Kebangsaan Malaysia (1995) dan Institute of Teknologi Bandung (2009).