Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Santriwati Ponpes Mahasina Darul Qur'an Wal Hadist Perkenalkan Konsep Pesantren di Rusia
Oleh : Redaksi
Sabtu | 09-09-2023 | 08:52 WIB

KHALISHA Nur Rahima, santriwati kelas 12 Pondok Pesantren (Ponpes) Mahasina Darul Qur'an Wal Hadist, Kota Bekasi Jawa Barat, memperkenalkan sistem pendidikan a la pesantren dalam acara Friends International Camp, Kazan, Innopolis, Rusia (19-30/8/2023).

Khalisha, demikian akrab dipanggil, menyebut pesantren sebagai boarding school, dengan pendidikan 24 jam dan bisa pulang ke rumah hanya dua kali dalam setahun. "Di pesanstren, kita belajar kesederhanaan, persahabatan, dan tentu saja akhlak mulia," demikian penjelasan gadis berusia 17 tahun ini kepada teman-teman barunya dari manca negara.

Acara Friends International Camp itu sendiri diikuti sekitar 300 peserta dari 11 negara. Kesebelas negara itu adalah Indonesia, Malasysia, Afrika Selatan, Brazil, Iran, Algeria, Kirgystan, Kazakhtan, Uzbekistan, Venezuela, dan Rusia sebagai tuan rumah.

Acara ini ditempatkan di kampus Universitas Innopolis, Rusia, sebuah perguruan tinggi yang terkenal dengan pencapaiannya di bidang informasi teknologi.

Indonesia sendiri melalui Organisation of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia hanya mengirimkan 8 peserta; 3 perempuan termasuk Khalisha, dan 5 laki-laki. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Astrid Nadya Rizqita, dari Jakarta.

Selama beberapa hari di Rusia, seluruh peserta mengikuti beberapa agenda, seperti seminar tentang tourisme, social media marketing, workshop art dengan berbagai cabangnya, cultural programme-global village, dan workshop diplomacy.

Dalam berbagai agenda itu, Khalisha menjadi peserta dalam workshop art di bidang vokal dan menjadi presenter dalam Workshop Diplomacy dan Global Village.

Dalam Workshop Diplomacy, santriwati yang berasal dari Jakarta Timur ini memperkenalkan Indonesia sebagai negeri yang indah dan warga negara yang ramah. Potensi untuk kerja sama yang saling menguntungkan sangat terbuka luas.

Sementara itu, dalam agenda Global Village, gadis yang mondok di Mahasina sejak kelas tujuh (Kelas I MTs) memperkenalkan berbagai makanan khas Indonesia, seperti bakpia, kopi tubruk, kue pie, dan makanan favorit di Mahasina, yaitu sukro.

Banyak manfaat yang dirasakan Khalisha dalam acara ini, antara lain: meningkatkan rasa percaya diri untuk berbahasa asing, menambah teman dan mempunyai jaringan internasional, lebih toleran menghadapi berbagai perbedaan, dan tentu saja, lebih mantap untuk menatap masa depan yang cerah.

Ketika ditanya apakah merasakan dampak perang Rusia-Ukrania, seperti suara bom? "Tidak sama sekali. Kita berada di wilayah yang sangat aman, juga nyaman," ungkap anak pertama dari 3 bersaudara ini.

Editor: Dardani