Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peran Pemuda Menangkal Radikalisme dan Intoleran
Oleh : Opini
Jumat | 08-09-2023 | 14:28 WIB
A-demokrasi-yang-damai2.jpg Honda-Batam
Demokrasi untuk perdamaian dan kesatuan bangsa. (Foto: Ist)

Oleh Akhmad Dahlan

PEMILU (Pemilihan Umum) 2024 diharap berlangsung dengan damai dan lancar. Salah satu faktor yang bisa mengacaukan Pemilu adalah radikalisme dan intoleranisme. Oleh karena itu para pemuda dihimbau untuk mewujudkan Pemilu damai, dengan cara menangkal paham radikal dan intoleran.

Pemilu akan dilaksanakan tahun 2024 tapi wajib disiapkan dari sekarang, agar nantinya berjalan dengan baik. Pemerintah, KPU, dan segenap pihak lain berkomitmen untuk mensukseskan Pemilu 2024 yang damai dan bebas teror. Pengamanan makin diperketat agar acara 5 tahun sekali ini berlangsung dengan lancar tanpa ada ancaman radikalisme.

Untuk mencegah paham radikal dan intoleran maka para pemuda diharap berperan aktif dalam menangkalnya. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bengkulu bersama unsur Forkopimda dan TNI-Polri di wilayah hukum Bengkulu, hingga saat ini terus melakukan langkah strategis dalam menangkal segala bentuk radikalisme dan terorisme di tengah kehidupan masyarakat.

Langkah strategis tersebut salah satunya dengan melaksanakan Apel Pemuda Provinsi Bengkulu yang mengusung tema "Indonesia Harmoni Menuju Indonesia Emas". Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan digelar di Gedung C Universitas Bengkulu.

Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi mengatakan, dengan menghadirkan lebih dari 500 pemuda dari berbagai universitas dan SMA di Bengkulu, dirinya berharap para pemuda ini bisa menjadi "agen of change", dalam memerangi paham radikalisme dan terorisme khususnya di Bengkulu.

Nisan Setiadi menambahkan, pihaknya mengajak para pemuda untuk sama-sama memerangi paham kekerasan atau radikalisme yang memang secara nyata sudah ada di tengah masyarakat. Bahkan paham radikalisme dan terorisme ini yang mengancam persatuan bangsa dan negara.

Dalam artian, para pemuda berperan penting dalam mewujudkan Pemilu damai dengan cara menangkal paham radikal dan intoleran di Indonesia. Jangan sampai mereka menjadi intoleran gara-gara termakan hasutan yang sengaja disebarkan oleh anggota kelompok radikal. Ketika ada intoleranisme maka rakyat Indonesia jadi bertikai dan Pemilu damai gagal terwujud.

Para pemuda harus berupaya keras melakukan berbagai ikhtiar agar intoleransi tidak mengakar. Terlebih lagi, berkaitan dengan tahun politik yang bisa saja diwarnai dengan praktik-praktik intoleransi.

Anggota kelompok radikal saat ini juga tersebar di dunia maya dan sengaja membuat situs serta akun-akun khusus di media sosial. Tujuan mereka adalah untuk menyebarkan radikalisme, terorisme, dan menggagalkan Pemilu 2024.
Dengan kecerdasan dan penguasaan teknologi yang dimiliki oleh para pemuda maka mereka bisa mencegah radikalisme di dunia maya.

Caranya dengan melaporkan jika ada konten yang bermuatan radikalisme dan intoleran. Laporan akan diterima oleh pihak pengelola media sosial dan bisa dihapus, sehingga tidak akan mempengaruhi netizen lain dan meracuni pikiran mereka.

Kemudian, para pemuda juga mengadakan sosialisasi sehingga teman-teman, tetangga, dan lingkungan sekitarnya tidak tertipu oleh konten radikal. Mereka memberi edukasi bagaimana ciri-ciri konten hoaks dan propaganda, yang dibuat oleh kelompok radikal. Dengan cara ini maka akan ada lebih banyak lagi orang yang terhindar dari paparan radikalisme di dunia maya.

Sementara itu, pemuka agama H. Jamzuri menghimbau anak-anak muda untuk tidak terpengaruh dengan paham-paham radikal karena bukan saja bisa mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara tapi juga bisa merusak kehidupan rumah tangga dan masa depan pemuda. Apalagi penyebaran paham radikalisme menyasar anak-anak muda.

Para pemuda seharusnya sadar bahaya paham radikal dan intoleran. Saat ada paham radikalisme yang tersebar maka masyarakat terpengaruh lalu skeptis terhadap Pemilu. Akibatnya program ini terancam gagal karena tingginya tingkat golput (golongan putih).

Untuk menghindari radikalisme yang merebak jelang Pemilu maka Kementerian Agama (Kemenag) sudah memiliki beberapa strategi. Pertama dengan membentuk Team Cyber Anti-Radikalisme dan Anti-Narkoba, kedua mereview kegiatan/program yang tidak prioritas dan menggantinya dengan kegiatan anti radikalisme.

Ketiga, wajib mengadakan sosialisasi ajaran agama yang santun, saling menghargai, saling menghormati, damai, toleran, hidup rukun. Sedangkan program yang terakhir adalah menerima keberagaman dan kemajemukan, memiliki rasa cinta tanah air dan bela negara.

Dengan cara-cara ini maka akan menangkal radikalisme yang merebak jelang Pemilu 2024. Para pemuda dihimbau untuk mempraktikkan program-program yang telah dibuat oleh Kemenag dan menyuarakan gerakan anti radikalisme, terorisme, dan intoleranisme. Jika semuanya diaplikasikan di masyarakat maka optimis akan terwujud Pemilu 2024 yang damai.

Para pemuda sebagai agen perubahan berperan aktif untuk membuat Pemilu 2024 yang damai dan lancar. Caranya dengan menangkal paham radikal, teroris, dan intoleran, karena bisa menghancurkan Pemilu. Dengan bantuan dari para pemuda maka optimis Pemilu 2024 berjalan tanpa ada kendala.*

Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial bermestautin di Bengkulu