Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Unit Studi Melayu STAIN SAR dan Kantor Bahasa Kepri Gelar Bengkel Penulisan Pantun
Oleh : Irwan Hirzal
Jumat | 01-09-2023 | 10:16 WIB
999_stain-sar_0292983847.jpg Honda-Batam
Bengkel penulisan pantun yang berlangsung selama 4 hari, Senin-Kamis (28-31/8/2023), itu dikuti siswa SMAN 1 Toapaya, SMAN 1 Teluk Bintan, SMAN 1 Teluk Sebung dan MA Madani Tebu Ireng Bintan yang berjumlah 30 orang. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Kantor Bahasa Provinsi Kepri menggandeng Unit Studi Melayu STAIN SAR sebagai narasumber pada kegiatan pelatihan pembuatan dan penulisan pantun di Gedung Internasional STAIN SAR Kepri, Toapaya Asri, Kabupaten Bintan.

Bengkel penulisan pantun yang berlangsung selama 4 hari, Senin-Kamis (28-31/8/2023), itu dikuti siswa SMAN 1 Toapaya, SMAN 1 Teluk Bintan, SMAN 1 Teluk Sebung dan MA Madani Tebu Ireng Bintan yang berjumlah 30 orang.

Priyo Joko Purnomo, S.S, penanggung jawab kegiatan, menyampaikan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memberikan pelatihan kepada siswa SMA dalam membuat dan menulis pantun.

Pantun yang akan diajarkan mulai dari defenisi pantun, kaidah pantun, jenis-jenis pantun sampai praktek membuat pantun. diakhir pelaksanaan bengkel penulisan pantun peserta diminta untuk membuat masing-masing 10 pantun yang nantinya akan di terbitkan menjadi buku.

Romi Aqmal, M.Si, Ketua Unit Studi Melayu, yang tampil sebagai narasumber pertama menyampaikan tentang pentingnya belajar pantun dalam rangka menghidupkan kembali tradisi lisan orang Melayu.

"Apalagi pantun sudah ditetapkan oleh Unesco sebagai warisan budaya tak benda dunia. Hal ini sejalan dengan visi STAIN SAR yaitu 'unggul keislaman dan kemelayuan'," ujarnya.

Ia juga menambahkan, bahwa sudah ada komunitas pantun d kampus STAIN SAR dimana mahasiswa juga dapat belajar berpantun dalam rangka melestarikan budaya Melayu.

Selanjutnya Ramli Muasmara, M.Pd.I, Sekretaris Unit Studi Melayu STAIN SAR dan Pengurus LAM Tanjungpinang --yang tampil sebagai narasumber kedua, menjelaskan tentang mengenal pantun bagi pemula. Mulai dari defenisi sampai dengan bagaimana praktek membuat pantun.

Peserta diajarkan tentang dasar membuat pantun, dimulai dari membuat sampiran dan isi pantun yang sesuai dengan kaidahnya. Dan dihari kedua setiap peserta sudah mampu membuat pantun lengkap dan sudah bisa berbalas pantun.

Narasumber terakhir Dato Zainal dari LAM Kota Tanjungpinang menyampaikan materi tentang berbagai jenis pantun, di antaranya adalah membuat pantun kias. Pada materi ini peserta lebih mendalami tentang pantun yang memiliki makna kiasan yang biasa dipakai orang Melayu dalam berpantun.

"Dari kegiatan ini diharapkan peserta mendapatkan pengetahuan tentang pantun dan membiasakannya dalam keseharian. Diharapkan juga alumni kegiatan ini membuat grup WA sebagai wadah silaturahmi dan komunikasi berbalas pantun," tutup Priyo Joko Purnomo.

Editor: Gokli