Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mengapresiasi Keberhasilan Aparat Keamanan Menangkap Kurir 600 Butir Peluru Jaringan KSP Papua
Oleh : Opini
Rabu | 30-08-2023 | 09:48 WIB
A-TERORIS-PAPUA8.jpg Honda-Batam
Ilustrasi teroris Papua lengkap dengan senjata apinya. (Foto: Ist)

Oleh Charles Tabuni

APRESIASI patut diberikan kepada aparat keamanan dari personel gabungan yang berhasil melakukan penangkapan kepada pelaku pemasok senjata api (senpi) rakitan yang akan disalurkan kepada KST Papua.

 

Aparat keamanan yang terdiri dari pasukan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) hingga Badan Intelijen Negara (BIN) sudah sangat bekerja keras tanpa mengenal kata lelah untuk terus mewujudkan situasi dan kondisi yang kondusif di wilayah Bumi Cenderawasih.

Banyak sekali hal yang sudah mereka pertaruhkan termasuk nyawa mereka sendiri dalam berjibaku dan terus melawan berbagai macam pergerakan yang dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua, yang terus menggencarkan berbagai macam aksi kekerasan yang keji dan biadab hingga menyebabkan korban jiwa dari kalangan aparat keamanan dan orang asli Papua (OAP) yang tidak bersalah.

Belakangan ini pergerakan yang dilakukan oleh gerombolan separatis dari Bumi Cenderawasih tersebut kian hari terus masif dilakukan, namun berkat kerja keras dan juga langkah cepat tanggap yang sesegera mungkin diinisiasi oleh seluruh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan, menjadikan banyaknya teror yang terus disebarkan oleh kelompok makar itu kembali berhasil diredam sehingga kondisi di Tanah Papua bisa sesegera mungkin kembali menjadi kondusif.

Gerakan masif yang dilakukan oleh KST Papua tersebut karena selama ini mereka memiliki pemasok persenjataan secara ilegal, yang mana senjata-senjata tersebut mereka gunakan tentunya dalam berbagai macam aksinya.

Baru-baru ini, seorang pria yang berperan sebagai pemasok senjata untuk gerombolan separatis tersebut berhasil ditangkap oleh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan TNI dan Polri di wilayah Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan. Penangkapan tatkala dilakukannya penggeledehan dari barang bawaan yang dia miliki, ternyata ditemukan barang bukti berupa senjata api M-16.

Bukan hanya itu saja, sosok pria yang menjadi pengantar atau pemasok senjata tersebut juga membawa uang jutaan rupiah, yang ditemukan oleh aparat keamanan dari personel gabungan tatkala melakukan penggeledahan barang bawaan kepadanya.

Kepemilikan uang jutaan rupiah yang dibawa oleh pria tersebut diduga sebagai sisa dari pembelian senjata api (senpi) yang dia antarkan untuk KST Papua. Namun terdapat fakta lain yang juga menyebutkan bahwa uang jutaan rupiah yang dimiliki oleh pria itu diduga akan digunakan untuk membeli senjata api yang sebelumnya telah dipesan.

Kronologi penangkapan pria tersebut adalah bermula ketika dirinya mengenakan kendaraan bermotor dengan membawa tas. Melihat gelagat dari pengendara motor itu, pihak Kepolisian Resort (Polres) Yalimo langsung bergerak turun tangan mencurigainya. Polres kemudian juga langsung mengontak Pos Keamanan Elelim untuk berkoordinasi agar bisa menghentikan laju pengendara sepeda motor itu guna dilakukannya pemeriksaan.

Ternyata benar saja, dari hasil kecurigaan awal yang dimiliki oleh jajaran aparat keamanan kepada pria yang mengendarai kendaraan bermotor dan mengenakan tas itu ternyata dirinya memang tengah menyembunyikan sesuatu. Setelah dilakukan penggeledahan, dalam tas tersebut ditemukan senpi rakitan serta sekitar 600 butir peluru amunisi hingga uang jutaan rupiah.

Terkait penangkapan pemasok senjata untuk KST Papua ini, Kepala Satuan Tugas Operasi (Satgas Ops) Damai Cartenz, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Faizal Ramadhani mengungkapkan bahwa pelaku pemasok senpi rakitan tersebut telah ditangkap oleh aparat dari Polres Yalimo bersama dengan tim gabungan TNI Polri yang bertugas di wilayah itu.

Penangkapan pemasok senjata api rakitan kepada KST Papua oleh aparat keamanan dari personel gabungan patut diberikan apresiasi karena bagaimana intuisi sangat kuat yang dimiliki oleh aparat keamanan di lapangan dengan mencurigai pelaku hingga langkah gerak cepat untuk melakukan penghentian dan penggeledahan terbukti mampu mencegah senpi tersebut disalurkan kepada gerombolan separatis.*

Penulis adalah Mahasiswa Papua bermestautin di Jakarta