Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Ajukan Reog Ponorogo Jadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia ke UNESCO
Oleh : Redaksi
Senin | 28-08-2023 | 10:56 WIB
Reog-Ponorogo.jpg Honda-Batam
Menko PMK, Muhadjir Effendy, saat menyambut peserta pawai di Halaman Depan Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Minggu (27/08/2023). (Kominfo)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pengakuan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (WBTB) oleh UNESCO disambut dengan Pawai Budaya Reog Ponorogo yang diikuti kurang lebih 1000 peserta.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menyatakan tersebarnya kesenian Reog Ponorogo di berbagai daerah hingga mancanegara menandai layaknya kesenian tersebut untuk diakui UNESCO.

"Paguyuban Reog Ponorogo tersebar di berbagai daerah, bahkan ke Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, semuanya ada. Pokoknya Reog Ponorogo telah mendunia. Sudah seharusnya diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia dari Ponorogo," ujar Muhadjir saat menyambut peserta pawai di Halaman Depan Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Minggu (27/08/2023), demikian dikutip laman Kominfo.

Menko PMK menyatakan pengakuan UNESCO terhadap Reog Ponorogo sebagai WBTB nantinya akan memberikan rasa kebanggaan tersendiri kepada seluruh warga Ponorogo dan masyarakat Indonesia. Sekaligus melengkapi 12 warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebelumnya.

Saat berdialog dengan perwakilan siswa SMA Negeri 1 Jakarta Budi Utomo yang turut meramaikan pawai itu, Menko Muhadjir juga menyampaikan pengajuan kesenian dan budaya ini merupakan konsen dan bentuk kepedulian yang sangat tinggi dari pemerintah untuk melestarikan, mengembangkan, dan memajukan kebudayaan Indonesia.

"Kebudayaan adalah alat 'soft diplomacy' yang paling efektif untuk berhubungan dengan negara lain. Suatu negara akan dianggap beradab atau tidak akan dilihat dari seberapa unggul, seberapa adiluhung kebudayaannya," tuturnya.

Agenda Gelar Karya Pawai Reog Ponorogo merupakan upaya untuk mendorong diakuinya kesenian Reog Ponorogo oleh UNESCO. Pawai tersebut mengawali rutenya dari Perpustakaan Nasional melalui rute Jalan Medan Merdeka Barat hingga berakhir di kantor Kemenko PMK.

Agenda pawai ditutup dengan berbagai penampilan seperti Tari Saman, penampilan Reog Ponorogo, Gerakan minum Jamu bersama, bermain Angklung bersama dan pertunjukan musik Dangdut.

Pada kesempatan tersebut, sekaligus dilakukan penyerahan dokumen pengajuan WBTB Reog Ponorogo secara simbolis dari Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Paguyuban Reog, Susiwijono Moegiarso kepada Menko PMK yang diteruskan kepada Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid dan akan diserahkan kepada UNESCO untuk disidangkan pada bulan Desember 2024 mendatang.

Editor: Gokli