Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mahasiswa Wajib Berperan Aktif Ciptakan Kondusifitas Pemilu 2024
Oleh : Opini
Senin | 21-08-2023 | 19:08 WIB
A-ILUSTRASI-BERSATU3.jpg Honda-Batam
Ilustrasi kalangan pemuda bersatu. (Foto: Ist)

Oleh Maya Naura Lingga

MAHASISWA wajib berperan aktif dalam menciptakan suasana kondusif jelang Pemilu 2024. Mereka adalah agen perubahan dan harus ikut bertanggung jawab untuk menyukseskan Pemilu dengan tidak melakukan aksi-aksi anarkis yang memicu kelompok lain untuk membuat kerusuhan.

Pemilihan umum (Pemilu) akan diselenggarakan tahun 2024 tetapi wajib disiapkan dari sekarang agar nantinya berjalan dengan baik. Masyarakat berperan besar untuk menciptakan Pemilu damai dan mendukung pemerintah, KPU, dan segenap pihak lain. Perdamaian harus dijaga agar Pemilu berlangsung dengan lancar tanpa ada kerusuhan.

Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad menyatakan bahwa ia prihatin dengan suhu politik yang menurutnya terus memanas jelang pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang. Menurutnya kondisi yang terjadi saat ini akan terus meningkat hingga pelaksanaan pilpres dan pileg 2024. Semua pihak harus bisa menahan dan menenangkan diri agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Apalagi, kondisi ekonomi mudah terpengaruh dan bisa berubah setiap waktu.

Fadel menambahkan, seharusnya komunitas kampus bisa mengontrol mahasiswa agar tidak ikut turun ke jalan untuk aksi demo atau ikut-ikutan yang lain buat menggelar aksi parlemen jalanan. Jika ada demo mahasiswa maka khawatir akan berpengaruh negatif terhadap stabilitas keamanan.

Dalam artian, Pemilu 2024 tinggal beberapa bulan lagi. Mahasiswa diminta untuk menjaga kondusivitas jelang Pemilu, terutama pada masa kampanye. Diharap mereka tidak melakukan demo besar-besaran untuk menentang Pemilu karena sama saja menyalahi Undang-Undang. Pemilu adalah program wajib 5 tahun sekali dan harus dilaksanakan demi terjaganya demokrasi Indonesia.

Saat ada demo mahasiswa pasti berpengaruh negatif pada bidang keamanan. Padahal faktor keamanan sangat penting dan harus dijaga jelang Pemilu. Jangan sampai gara-gara demo mahasiswa, suasana tidak kondusif sehingga mengakibatkan tertundanya Pemilu.

Ketika Pemilu ditunda maka akan ada kerugian yang sangat besar, terutama dari segi ekonomi. Jadwal bergeser dan harus ada penyesuaian lagi, pencetakan ulang spanduk, kertas suara, dan lain sebagainya.

Kemudian, demo mahasiswa berpengaruh pada keamanan negara karena akhir-akhir ini unjuk rasanya makin anarkis. Apalagi ketika ada provokator yang menyusup. Mahasiswa jangan sampai disetir oleh kelompok kepentingan lalu melakukan demo besar-besaran dengan alasan menolak Pemilu atau meminta ganti presiden sekarang juga, karena melanggar peraturan di Indonesia.

Oleh karena itu, mahasiswa diharap untuk lebih dewasa dan menahan emosi serta tidak melakukan demonstrasi jelang dan ketika Pemilu 2024. Mereka seharusnya paham cara untuk menjadi warga negara yang baik, dengan memberikan suara pada hari-H Pemilu. Mahasiswa juga bertekad untuk menjaga agar Pemilu selalu damai dan bisa menahan diri untuk tidak bertindak anarkis.

Para mahasiswa juga diharap untuk tenang dan tidak terprovokasi oleh provokator. Mereka juga jangan mau disuruh-suruh oleh kelompok kepentingan, yang memanfaatkan mahasiswa demi kepentingannya sendiri (yang negatif).

Sementara itu, anggota Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Lolly Suhenty mengungkapkan mahasiswa punya peran tanggung jawab besar mengawasi proses Pemilu 2024. Hal itu diungkapkan Lolly saat menjadi pembicara dalam pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara Moderasi Beragama bertema "Harmoni dalam Keberagaman" yang diikuti oleh ratusan peserta dari 52 perguruan tinggi keagamaan negeri di Indonesia.

Lolly melanjutkan, slogan bersama rakyat awasi Pemilu bermakna bahwa masyarakat yang di dalamnya tentu juga mahasiswa punya peran tanggung jawab besar dalam mengawasi pesta demokrasi sejumlah tantangan yang berpotensi kembali terjadi pada Pemilu 2024.

Namun, kata ia percaya generasi muda saat ini dapat melawan semua itu.
Saat Pemilu ada potensi hoaks, politisasi SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan), politisasi identitas mengancam jalannya Pemilu 2024. Cara untuk melawannya bukan dengan turun ke jalan. Namun dengan menyampaikan pesan-pesan positif via gadget.

Dalam artian, mahasiswa tak perlu berdemo untuk mendeklarasikan Pemilu damai. Meski pandemi dinyatakan selesai dan unjuk rasa boleh dilakukan lagi, tetapi mereka harus cerdas dalam melakukan aksi. Saat ini aksi di media sosial lebih banyak diminati dan tidak membuat macet, sehingga tidak akan dicerca oleh masyarakat.

Para mahasiswa bertekad untuk menjaga Pemilu damai karena mereka ingin menyukseskan program ini. Pemilu adalah salah satu cara menjaga demokrasi Indonesia. Oleh karena itu wajib dijaga kondusivitasnya.

Dengan deklarasi Pemilu damai di media sosial maka mahasiswa akan menyebarkan pesan-pesan cinta dan perdamaian. Pemilu 2024 harus sukses, caranya dengan menjaga kondusivitas dan menghalau hoaks. Para mahasiswa selalu ingat untuk mengkampanyekan Pemilu damai, demi masa depan Indonesia.

Mahasiswa menjaga Pemilu damai dan menjaga Susana kondusif pada Pemilu 2024. Mereka menahan diri dan tidak melakukan demo anarkis yang mengganggu ketenangan dan berpotensi menggagalkan Pemilu. Sebagai agen perubahan dan warga negara yang baik, seharusnya mahasiswa sadar untuk mengkampanyekan Pemilu damai dan membantu pemerintah serta Bawaslu untuk menjaga keamanan di tengah masyarakat.*

Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara Jakarta