Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mengukur Kedekatan GP dengan Kalangan Ulama
Oleh : Opini
Selasa | 15-08-2023 | 10:05 WIB
A-ilustrasi-PEMILU_jpg21536.jpg Honda-Batam
Ilustrasi Pemilu damai di Indonesia tahun 2024. (Foto: Ist)

Oleh Akhmar Nizama

GANJAR Pranowo (GP) merupakan sosok pemimpin masa depan bangsa yang memiliki banyak sekali kriteria baik, salah satunya adalah dia menjadi pemimpin yang tegas dan berintegritas, utamanya ketika berbicara mengenai pemberantasan korupsi. Selain itu dia juga ternyata sangat paham dengan bagaimana nilai-nilai budaya di masyarakat hingga memiliki kedekatan tersendiri dengan para ulama.

Pengamat Komunikasi Wahyuningsih Subekti menilai bahwa Calon Presiden (Capres) yang diusung oleh PDI-P itu merupakan sosok pemimpin yang sangat menjunjung tinggi etika serta sopan santun. Anggapan tersebut tentunya bukan tanpa alasan dan datang begitu saja.

Pasalnya, diketahui bahwa memang sebentar lagi masa jabatan dan kepemimpinan Ganjar Pranowo selaku Gubernur di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) akan segera habis. Lantaran masa kepemimpinan yang sudah mendekati akhir tersebut, dirinya menghadiri acara istighosah dan pengajian umum yang diadakan Jami'iyyah Ahlith Thariqah al-Muktabarah an-Nahdliyah (Jatman) di Rembang.

Bukan hanya sekedar menghadiri acara pengajian umum itu saja, namun pemimpin yang identik dengan rambut putihnya tersebut juga sempat meminta maaf serta berpamitan kepada para ulama setempat dan juga sekaligus kepada warga di Rembang sebagai sosok Kepala Daerah karena masa jabatannya akan habis.

Sontak, memang tidak bisa dipungkiri bahwa apa yang telah dilakukan oleh Ganjar Pranowo yakni dengan berpamitan tersebut merupakan sebuah langkah yang sangat tepat untuk dilakukan. Selain itu, juga merepresentasikan bahwa sosoknya sangatlah memahami nilai-nilai budaya yang terkandung ke dalam bangsa ini dan diterapkan di tengah masyarakat.

Terdapat sebuah peribahasa dalam Bahasa Indonesia, yakni 'datang tampak muka, pulang tampak punggung'. Jelas saja sosok Capres dari PDI Perjuangan itu bukanlah merupakan orang yang demikian karena dia tidak langsung pergi dan datang begitu saja tanpa berpamitan terlebih dahulu ataupun memperkenalkan dirinya kepada masyarakat.

Kemudian, dengan adanya adab serta sopan santun yang dipertontonkan oleh pemimpin berusia 54 tahun ini, mendatangkan dampak yang sangat positif, yakni dirinya langsung mendapatkan restu serta doa untuk bisa meraih kesuksesannya dari Kyai Haji Zikron Abdillah.

Tentunya juga tidak bisa dipandang sebelah mata dan remeh, bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) serta para ulama dan kyai mereka karena menjadi salah satu organisasi kemasyarakat (ormas) berbasis agama yang paling tua di Indonesia.

Apabila ditilik dari bagaimana gaya berkomunikasi publik yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo, dengan melakukan pamitan kepada para kyai dan menghadiri acara pengajian umum itu, dirinya memilih strategi untuk melakukan pendekatan diri kepada masyarakat melalui para tokoh agama dan juga tokoh masyarakat. Hal itu juga menjadi strategi yang sangat bagus karena para tokoh tersebut merupakan opinion leader.

Ketika para pihak opinion leader bisa menjalin kedekatan yang begitu baik bahkan merestui dan sampai mendoakan untuk kesuksesan pria kelahiran Kabupaten Karanganyar itu, maka juga besar kemungkinan hal tersebut merepresentasikan bagaimana opinion publik, yang mana berarti masyarakat juga memiliki pendapat yang sama dan terus mendukungnya secara penuh.

Beberapa sikap dari sosok dan figur sangat positif yang dimiliki oleh Ganjar Pranowo adalah karena dirinya penuh akan sopan santun dan sangat rendah hati. Dirinya juga dikenal sebagai pemimpin yang mampu memanusiakan manusia, menghormati para sesepuh dan juga sangat memahami akan keberadaan nilai-nilai budaya dari bangsa yang akan dipimpinnya di masa mendatang.

Namun, ternyata meski memiliki sikap yang sangat sopan santun dan rendah hati itu, bukan berarti sosok kader partai berlogo banteng dengan moncong putih tersebut merupakan pemimpin yang akan diam begitu saja apabila melihat sesuatu berjalan tidak sebagaimana mestinya. Dirinya juga memiliki sikap yang sangat tegas, utamanya dalam hal pemberantasan korupsi dan juga berbagai perilaku menyimpang lainnya.

Semua nilai positif dan kualitas diri itu memang menjadi modal dari Ganjar Pranowo dalam bertarung di kontestasi politik berupa Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun 2024 mendatang. Masyarakat juga hendaknya mampu benar-benar menimbang bagaimana kualitas para tokoh pemimpin yang hendak mereka pilih untuk menahkodai bangsa ini sampai 5 (lima) tahun ke depan.

Alangkah baiknya apabila masyarakat bukan hanya sekedar melihat salah satu kriteria dengan secara sempit saja, melainkan mampu untuk melihat berbagai macam kriteria secara luas dan menyeluruh. Masyarakat seharusnya bukan hanya memilih pemimpin masa depan bangsa yang hanya tegas, namun juga patut untuk dilihat bagaimana sosok tersebut memiliki adab dan sopan santun, serta apakah dia menjunjung tinggi nilai-nilai budaya.

Seluruh kriteria ideal itu berada pada nama Ganjar Pranowo selaku Capres 2024 mendatang dari PDI Perjuangan. Dirinya juga sekaligus menjadi karakter pemimpin yang memiliki kedekatan tersendiri dan khusus dengan para ulama serta kyai. Ketegasannya dalam pemberantasan korupsi dan integritasnya juga sama sekali tidak bisa diragukan lagi.*

Penulis adalah kontributor GERBANG (Gerakan Bersatu Untuk Ganjar Pranowo Menang)