Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BMKG Sebut El Nino Tingkatkan Risiko Karhutla
Oleh : Redaksi
Kamis | 10-08-2023 | 15:00 WIB
AR-BTD-3520-BMKG.jpg Honda-Batam
Ketua BMKG Dwikorota Karnawati (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) imbas fenomena El Nino yang melanda Indonesia.

Dwikorita menyampaikan, El Nino dapat menyebatkan penyebaran karhutla yang luas seperti tahun 2019. Namun, dia yakin potensi karhutla tersebut dapat dimitigasi dengan baik.

"Ada, potensi karhutla ada, seperti tahun 2019 kan juga banyak spot-spot ya titik titik api, tetapi insyaallah, karena kita menyiapkan sudah sejak, bahkan sejak Desember kita sudah sudah wanti-wanti dengan Ibu Menteri LHK (Siti Nurbaya Bakar) sudah menyiapkan TMC (teknologi modifikasi cuaca), sudah dimulai Februari," ujar Dwikorita, Kamis (10/8/2023).

Dwikorita mengatakan dengan kesiapan yang lebih (dini), bencana karhutla bisa tidak separah 2019. Fenomena El Nino semakin memasuki kondisi moderat dan diprediksi efeknya akan makin terasa dengan kekeringan di sebagian besar wilayah Indonesia.

"Kami prediksi puncak musim kemarau yang kekeringan ini akan terjadi di minggu terakhir Agustus, bahkan sekarang pertengahan Agustus, nanti pertengahan Agustus di beberapa wilayah sudah mengalami puncak ya, tapi kan tidak serentak ya berangsung-angsur disusul wilayah-wilayah lainnya," paparnya.

Dwikorita menambahkan, kekeringan akan terjadi mulai dari wilayah Indonesia bagian selatan, kemudian diikuti Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua.

"Memang kalau kita lihat di lapangan sungai-sungai sudah kelihatan mulai mengering ya, bantarannya yang biasanya tertutup air, sudah bisa untuk bermain voli...sudah mulai mengering," katanya.

Namun, Dwikorita menekankan intensitas fenomena El Nino di Indonesia masih relatif rendah, terlebih wilayah Indonesia sebagian besar meliputi laut.

"Karena ini fenomena global, jadi terjadinya tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain yang terdampak misal India, Thailand, Vietnam. Kami juga membandingkan dampak ini dengan negara-negara lain. Kita ini kan levelnya paling rendah sehingga di negara lain itu akan lebih parah lagi," jelas Dwikorita.

Editor: Surya